Sabtu, 29 Mei 2010

12 PTS Gelar Pameran Desain Produk

12 perguruan tinggi swasta di Indonesia menggelar pameran desain produk yang merupakan hasil industri kreatif bagi kaum menengah ke atas dan juga menengah ke bawah. Pameran yang digelar oleh kampus yang memiliki jurusan desain produk ini secara tegas ingin membuktikan bahwa desain produk tak hanya diperuntukkan bagi kalangan atas saja, tapi juga bagi kalangan menengah ke bawah.

Pameran desain produk tahunan yang merupakan tahun kedua ini digelar sebagai kegelisahan desainer-desainer tentang pemahaman bahwa desain produk hanya untuk dikonsumsi oleh kalangan atas saja. Berawal dari pemahaman dan kegelisahan tersebut, 12 perguruan tinggi swasta di Indonesia menggelar pameran gelar desain atau gede di atrium Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Kamis (27/5).

Menurut salah satu dosen pembimbing Koni Herawati, pada prinsipnya,/ pameran ini selain fokus kepada kalangan menengah ke bawah, juga lebih memfokuskan pada penggunaan produk daur ulang yang ramah bagi lingkungan.

“potensi kreatif yang ada baik di masyarakat maupun di kalangan kampus saat ini sangat luar biasa untuk diterapkan sehingga nantinya mungkin akan ada semacam kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat, serta pengusaha untuk menciptakan desain produk sesuai dengan potensi yang ada di tiap-tiap daerah, Ujarnya”. (Ln)

Rabu, 26 Mei 2010

Long Weekend PT KA Tambah Dua Kereta Ekstra

Menjelang hari libur panjang akhir pekan ini yang bertepatan dengan hari libur nasional, PT KA DAOP VI Yogyakarta memprediksi jumlah penumpang KA akan membludak, untuk mengantisipasi kepadatan jumlah penumpang,PT KA Persero DAOP VI menambah dua kereta.

Hari libur panjang nasional yang bertepatan hari waisak pada (28/5), PT KA menambah dua kereta api ekstra kelas bisnis dan eksekutif. Dengan adanya penambahan ini diharapkan tidak akan terjadi penumpukan penumpang ataupun penumpang yang tidak terangkut.

Kahumas PT KA Persero DAOP VI Yogyakarta, Eko Budiyanto mengatakan sampai saat ini kenaikan penumpang ka ada sekitar 30 persen dari hari biasa yang mencapai sekitar 13 ribu penumpang. “puncak kepadatan terjadi pada akhir bulan yakni 30 mei mendatang, khususnya untuk tujuan Jakarta dan sebaliknya. Sementara dua kereta tambahan yakni KA Argo Dwi Pangga Ekstra dan KA Senja Utama Ekstra siap dioperasikan oleh PT KA DAOP VI Yogyakarta pada hari tersebut.”ujarnya.

Eko menambahkan untuk KA Argo Dwi Pangga Ekstra merupakan kelas eksekutif yang bisa memuat 400 penumpang, sementara KA Senja Utama Ekstra kelas campuran baik bisnis maupun eksekutif dengan daya tampung 600 penumpang. (Ln)

Polda DIY Dan PT KA Jalin Kerjasama Keamanan

PT KA DAOP VI Yogyakarta terus melakukan peningkatan keamanan untuk kereta api, sehingga setiap perjalanan kereta baik kelas ekonomi hingga eksekutif nantinya akan disiagakan personil dari kepolisian. Peningkatan keamanan dari kepolisian ini tertuang dalam kesepakatan PT KA DAOP VI dengan jajaran POLDA DIY,yang dilakukan di Hotel Phoenix Yogyakarta, Rabu (26/5) pagi.

Perjanjian kerjasama yang tertuang dalam MOU yang ditandatangani Wakil Kepala DAOP VI Yogyakarta,Muhardono dan Wakapolda DIY Kombes Pol Badrun Arifin, ditekankan dan dipusatkan pada tenaga pengamanan untuk kereta api, termasuk pengamanan personil kepolisian di dalam kereta. Jika selama ini ada dua polisi dan empat pengaman khusus kereta api atau Pamsuska, berikutnya akan ditambah lagi sehingga pengamanan serta penjagaan aset milik kereta api dapat terjaga dengan baik.

Sementara dalam sambutannya Wakil Kepala DAOP VI Yogyakarta Muhardono mengatakan penandatangan kerjasama ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kasus penggusuran kawasan Bong Suwung. Kegiatan ini merupakan penjabaran dari MOU antara PT KA Persero dengan jajaran Polri di Jakarta beberapa waktu lalu. Intensitas pengamanan yang harus diperhatikan adalah perlintasan kereta api yang selalu dilewati oleh suporter sepakbola. (Ln)

Warga Bong Suwung Temui DPRD DIY Dan PT KA DAOP VI

Warga kawasan Bong Suwung di bantaran rel kereta api di sisi barat Stasiun Tugu Yogyakarta, Rabu (26/5) pagi, mendatangi gedung DPRD DIY, dan menggelar audiensi dengan pihak PT KA DAOP VI dan DPRD DIY. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk upaya warga mempertahankan kawasan Bong Suwung yang sebentar lagi akan ditertibkan oleh pihak PT KA DAOP VI Yogyakarta.

Dengan membawa atribut bendera merah putih ratusan warga Bong Suwung tetap menolak penggusuran yang akan dilakukan PT KA DAOP VI Yogyakarta , dalam kesempatan ini warga Bong Suwung yang sudah menggantungkan hidupnya di kawasan ini selama bertahun-tahun // berharap agar dewan dapat memenuhi tuntutannya. Komunitas Ngebong ini menilai penggusuran kawasan Bong Suwung sangat menindas ekonomi termasuk hilangnya jalan alternatif yang selalu digunakan masyarakat setempat.

Dalam audiensi yang juga dihadiri Kepala Stasiun Besar Tugu Yogyakarta dan Dinas Perhubungan serta Dinas Kesehatan tersebut tetap berkeputusan untuk melakukan sterilisasi kawasan Bong Suwung. Ketua DPRD DIY, Yoeke Indra Laksana yang memimpin pertemuan tersebut juga berharap agar permasalahan antara komunitas Ngebong dengan PT KA dapat menemukan solusi yang aman dan damai. Komunitas Ngebong sendiri juga berharap agar pintu akses Bong Suwung agar tetap dibuka dengan berbagai alasan dan kepentingan masyarakat Jlagran dan Badran. (Ln)

Selasa, 25 Mei 2010

Kapoltabes Berat Tinggalkan Jogja

Jogja - Kapoltabes Yogyakarta, Kombes Pol Ahmad Dhofiri mengaku berat untuk meninggalkan Kota Yogyakarta. Pasalnya, Yogyakarta merupakan tempat dirinya belajar, baik dalam hal kedinasan maupun hubungan dengan masyarakat.

"Terus terang, sejujurnya sangat berat meninggalkan Yogya. Disini segala sesuatu bisa dijadikan bahan pembelajaran untuk kehidupan. Karena Yogyakarta adalah Indonesia mini. Semua suku bangsa ada di sini," ujarnya di Mapoltabes Yogyakarta, Sabtu (29/5).

Meskipun bertugas dalam waktu singkat yakni hanya 7 bulan di Kota Gudeg ini, Kombes Ahmad Dhofiri juga mengaku sudah menjadi bagian dari Yogyakarta. Seluruh elemen masyarakat sangat santun dan mudah diajak kerjasama. "Kodim 0734 Yogyakarta, Walikota Yogyakarta serta Poltabes Yogyakarta sudah satu hati dalam menjaga kota ini. Selain itu, seluruh komunitas masyarakat, baik itu seniman, tokoh masyarakat, ulama maupun elemen lainnya juga sangat terbuka," imbuhnya.

Oleh karena itu, dirinya pun yakin, penggantinya kelak juga akan terus menggandeng seluruh elemen yang ada untuk bersama-sama menciptakan Yogyakarta yang aman, tenteram dan nyaman untuk dihuni. "Saya kenal betul orang yang akan menggantikan saya sebagai Kapoltabes Yogyakarta besok. Saya yakin, beliau juga akan menggandeng semua pihak," ujar mantan Wakapolwiltabes Bandung ini.

Secara resmi, Kombes Ahmad Dhofiri akan melepas jabatan sebagai Kapoltabes Yogyakarta pada 2 Juni 2010. Selanjutnya, dirinya akan mengemban tugas di Mabes Polri sebagai Kabag Kermadagri Robangpres Divisi SDM Mabes Polri. Sementara penggantinya ialah mantan Wakapolres Metro Bekasi, AKBP Atang Heryadi.

Selama menjabat sebagai Kapoltabes Yogyakarta, Kombes Ahmad Dhofiri telah melakukan 4 program unggulan. Yakni menekan tingkat perkelahian pelajar, mewujudkan Kota Yogyakarta bebas miras, memangkas peredaran narkoba serta menjadikan Malioboro sebagai kawasan yang aman dan nyaman untuk dikunjungi.(eyu)

Senin, 24 Mei 2010

Batik Motif Bola Sambut Piala Dunia

Momentum Piala Dunia 2010 dimanfaatkan pelaku bisnis untuk menjual produknya. Seperti yang dilakukan Batik Adiningrat mengeluarkan motif-motif yang unik dan inovatif dengan mengkombinasikan motif bola dan Pelangi Khatulistiwa.

"Momentum Piala Dunia 2010 Afrika Selatan yang tidak ingin kami sia-siakan. Banyak dari konsumen yang memberi saran untuk membuat motif ini," ungkap Direktur Pertiwi Group, Hilman Hakim, di Batik Adiningrat, Jalan Malioboro Yogyakarta , Minggu (22/5).

Batik motif bola ini dikombinasikan dengan tema Pelangi Khatulistiwa yang lebih dulu dibuat oleh Batik Adiningrat. Yang paling menonjol dari Pelangi Khatulistiwa adalah gradasi warna-warna cerah, misalnya nuansa ungu, hijau, biru.

"Warna pelangi melambangkan keceriaan, dan lagi warna ini merupakan tren warna batik 2010. Diharapkan dengan hadirnya warna-warna dalam Pelangi Khatulistiwa, si pemakai bisa memandang panorama nusantara," tambah Public Relations Batik Adiningrat, Lioni Ellis Handoyo

Batik ini sendiri telah dilaunching sejak bulan Januari 2010 lalu, tetapi karena kendala jumlah produksi, maka untuk launching diadakan hari ini di Batik Adiningrat.

"Sekarang sudah cukup kuat dan kami mengerahkan 300 pembatik hingga dalam satu bulan bisa menghasilkan 3000 hingga 4000 potong kain. Selama tiga bulan ini kami berusaha untuk memenuhi target," ujar Hilman.

Kain batik motif bola ini dibuat dengan bahan katun yang bertekstur sehingga terkesan elegan. Untuk satu lembar kain berukuran 1,5m x 2m, dan dipasarkan dengan harga minimal Rp. 325.ribu. "Dengan warna-waran cerah dan motif yang unik ini semua orang, baik tua maupun muda bisa mengenakannya," lanjut Hilman.

Rencananya batik ini juga akan dibuat dengan warna-warna yang sesuai dengan negara peserta Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Selain itu juga, dalam menyambut tahun ajaran baru, Batik Adiningrat akan mempersembahkan beberapa produk serta tas sekolah.(eyu)

Kamis, 20 Mei 2010

Pemkot Jogja Luncurkan Payment Online Sistem PBB

Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto,Akt MM tidak menginginkan adanya ancaman dalam membayar pajak. Hal ini dikatakan Herry terkait adanya spanduk tentang ajakan membayar pajak dan sekaligus memberikan ancaman bagi para wajib pajak apabila terlambat atau tidak membayar pajak. Usai membuka Pekan Panutan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan peluncuran Payment Online System PBB, Kamis, (20/5) di Pendopo Balaikota Yogyakarta, Orang nomor satu di Kota Jogja ini mengatakan spanduk ajakan seperti ini ke depan akan dihapus.

“Membayar pajak adalah sebuah kewajiban bagi setiap warga negara yang harus dilakukan secara sukarela, penuh kesadaran dan tanpa paksaan,” ujar Walikota.

Pekan panutan PBB diharapkan bukan saja sekedar seremoni dan simbolisasi saja tetapi memiliki makna dan roh yang tertuang dalam komitmen bersama. Di satu sisi pemerintah terus akan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi terutama dalam memberikan kemudahan dan kepastian kepada masyarakat dalam menunaikan kewajibannya, termasuk peningkatan kualitas pelayanan dengan pembayaran yang dilakukan system online yang bekerja sama dengan perbankan.

Pemkot Yogyakarta sendiri telah berkomitmen untuk terus menjadi pemerintah yang baik, bersih, akuntabel transparan, selalu mendahulukan masyarakat, memudahkan pelayanan, dan selalu mengutamakan pencapaian atau kinerja. Dengan demikian pemkot Yogyakarta akan menjadi pemerintahan yang dipercaya dan nantinya akan didukung masyarakat dalam bentuk partisipasi yang secara sukrela dan totalitas termasuk pembayaran pajak.

Sementara, Kepala Dinas Pendapatan Daerah dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Yogyakata. Dra. Rr Siti Sulasmi mengatakan pekan panutan PBB ini bermaksud memberikan panutan atau keteladanan dalam kesadaran membayar pajak dari aparat pemerintah, Tokoh masyarakat, dan pengusaha, serta menumbuhkembangkan kesadaran para wajib pajak dalam pembayaran PBB. (eyu)

Peringati Harkitnas, Aksi Jalan Mundur

Peringatan hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2010 diperingati Gerakan Rakyat Bersatu dengan menggelar aksi jalan mundur di sepanjang Jalan Malioboro. Aksi jalan mundur ini mengusung berbagai macam tuntutan seperti penuntasan kasus century.

Dengan berjalan mundur massa aksi dari Gerakan Rakyat Bersatu (GRB), Kamis (20/5) memulai aksinya dari Taman Parkir Abu Bakar Ali menuju gedung DPRD DIY di kawasan malioboro. Dalam perjalanannya, massa aksi meneriakkan berbagai tuntutan dengan membawa berbagai macam poster. Massa aksi menilai 102 Tahun Kebangkitan Nasional, Indonesia masih menjadi pengimpor tempe dan garam di dunia, bahkan Presiden SBY gagal menghentikan korupsi dan menciptakan pemerintahan yang bersih tapi justru menjadi tempat bersarangnya para koruptor dan makelar kasus. Aksi jalan mundur yang ditunjukkan massa aksi ini adalah sebagai simbol kemunduran negeri ini selama 100 tahun, pasca momen kebangkitan nasional bahkan diera pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemunduran tersebut semakin terasa.

Selain menuntut penuntasan kasus century, massa aksi juga menuntut pemberian sembako murah untuk rakyat serta pemberian fasilitas pendidikan dan kesehatan gratis yang berkualitas. Gerakan RakyatBersatu juga menuntut nasionalisasi aset pertambangan asing di bawah kontrol rakyat. (eyu)

BEM Se-UGM Unjuk Rasa Peringati 12 Tahun Reformasi


Peringatan 12 Tahun Reformasi, diperingati BEM Se-UGM dengan berunjuk rasa di Gedung DPRD Propinsi DIY, yang menggugat penuntasan reformasi di Indonesia.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Se-UGM Kamis (20/05) berunjuk rasa di Halaman Gedung DPRD Propinsi DIY memperingati 12 tahun Reformasi. Mahasiswa menilai Bangsa Indonesia belum juga keluar dari jeratan krisis bahkan permasalahan kasus century pun belum menemukan titik terang. Pemerintah belum berani mengeksekusi siapa otak yang paling bertanggungjawab atas permasalahan ini.

Aksi unjuk rasa BEM Se-UGM ini mendesak kepada pemerintah untuk mengambil sikap dan menuntaskan segera kasus century tanpa ada permainan kepentingan. Selain itu juga mahasiswa masih menyoroti format pendidikan baru yang mengandung unsur liberalisasi pendidikan pasca BHP dibatalkan. Aksi mahasiswa yang diterima Ketua DPRD Propinsi DIY Yoeke Indra Laksana ini juga mendesak kepada pemerintah untuk mencabut perjanjian CAFTA, jika tidak berpihak pada tenaga kerja dan industri dalam negeri. (eyu)

Heritage Kotagede, Sarana Kelola Pusaka Budaya

Jogja - Keberadaan pusaka budaya di kawasan Kotagede sejak pasca gempa menjadi sedikit terabaikan dan mengalami kendala dalam pengelolaan. Untuk itu, dalam peringatan 4 tahun pasca gempa DIY, Java Reconstruction Fund (JRF) akan segera meresmikan Sekretariat Bersama (Sekber) Heritage Kotagede untuk pengelolaan pusaka budaya secara lebih komprehensif.

Junior Heritage Experd JRF, Punto Wijayanto mengungkapkan, Sekber Heritage Kotagede merupakan forum koordinasi kegiatan yang terkait dengan pelestarian Kotagede secara lebih terkoordinasi. Selama ini pengelolaan pusaka budaya pasca gempa banyak mengalami kendala terutama karena faktor 2 wilayah yang berbeda, yakni sebagian di Bantul dan lainnya di kota Yogyakarta.

"Ini merupakan upaya bagaimana caranya supaya penanganan pusaka budaya pasca gempa bisa lebih komprehensif. Yakni bukan hanya soal mitigasi tetapi juga kalau kawasan tersebut mempunyai heritage kemudian terlupakan, maka akan kita tangani," ujarnya ketika ditemui di komplek Kepatihan, Kamis (20/5).

Menurutnya, pihak JRF juga akan melakukan perbaikan rumah-rumah yang ketika gempa ambruk termasuk juga penataan di sekitar rumah joglo. "Rencananya di tiap desa ada satu rumah atau joglo yang sifatnya untuk digunakan publik. Kami juga akan tangani sekitar 5 rumah yang sifatnya individu tetapi dikelola bersama masyarakat," katanya.

Dijelaskannya, dana yang akan dialokasikan untuk pengelolaan rumah publik adalah berkisar Rp 250 juta untuk tiap rumah. "Ini dalam artian jumlah itu bisa untuk membangun kembali satu set entah itu pendopo dalem atau joglo yang juga difungsikan untuk fungsi publik. Jadi tidak hanya mengembalikannya ke bentuk semula tetapi misalnya juga bisa untuk pertemuan atau kegiatan publik disitu," jelasnya.

Setelah gempa di DIY terdapat sekitar 80 rumah yang ambruk. Dimana sebagian pada tahun 2006 sudah mendapatkan bantuan pembangunan dari pihak asing. "Kalau kami sendiri mungkin tidak bisa menangani semua. Tetapi kami ingin menularkan kepada masyarakat Kotagede dan kota lain mengenai bagaimana cara mengembalikan rumah joglo yang telah banyak rusak dan juga terjual," katanya.

Pihaknya mengaku akan berkonsentrasi terhadap bagaimana menata kambali kawasan Kotagede dengan segala pusaka yang dimiliki. "Kami menyayangkan adanya pusaka yang rusak dan dijual. Karenanya pendekatan melalui sekber ini diharapkan bisa memberikan sosialisasi pada masyarakat yang mungkin tidak bisa mengembalikan joglo ke bentuk semula karena tidak tahu atau karena dana. Disinilah kami coba tawarkan dengan dana ini bagaimana memperbaiki joglo tersebut. Tentu saja mengembalikan joglo yang sudah terjual itu sulit, tetapi bagaimana mempertahankan joglo yang ada supaya tidak terjual," imbuhnya. (eyu)

Dongkrak Pariwisata Jogja Gelar Travel Mart 2010


Untuk mendongkrak sektor pariwisata, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menggelar even Jogja Travel Mart (JTM). Jogja Travel Mart yang baru pertama kalinya digelar ini akan berlangsung pada 4-6 Juni 2010 mendatang di Hotel Sheraton Yogyakarta. Even yang cukup bergengsi ini akan menjadi sinergi kegiatan antara Association of The Indonesia Tours and Travel (ASITA) DIY, Dinas Pariwisat DIY, dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY untuk meningkatkan kunjungan pariwisata di DIY. Even ini akan diikuti 100 buyer dan 100 seller baik domestik maupun lokal dengan prosentase yang sama.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, H Tazbir SH MHum mengatakan bahwa even JTM sangatlah penting mengingat di daerah lain sudah banyak digelar sedangkan di Yogyakarta belum. “Acara JTM 2010 ini menjadi momen berharga untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di Yogyakarta, apalagi banyak potensi wisata Yogyakarta yang masih harus dipromosikan,” ujarnya saat memberikan keterangan pers di Hotel Ibis Yogyakarta, Selasa (18/5).

Untuk dapat menyukseskan kegiatan ini, Tazbir mengatakan semua pemangku kepentingan di dunia pariwisata Yogyakarta diharap untuk meningkatkan sinergitas satu sama lain sehingga tercipta kekompakan dalam membangun pariwisata Yogyakarta. “Dengan kerjasama pemerintah sebagai fasilitator dan pihak swasta dalahm hal ini ASITA DIY dan PHRI DIY diharapkan dapat lebih harmonis dan kompak untuk kemudian bersama-sama dengan pemerintah menyukseskan even ini,” tukasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua ASITA DIY, Edwin Ismedi Himna yang mengemukakan bahwa pihaknya sudah siap dengan even Jogja Travel Mart tersebut. “JTM tersebut karena ini adalah saatnya mempromosikan pariwisata Yogyakarta lebih gencar dan promosi ini pun akan menjadi program yang akan dipertajam lagi,” ujarnya.

"Tujuan even ini adalah untuk meningkatkan kunjungan pariwisata di DIY khususnya dan membuat DIY makin di kenal baik domestik maupun luar negeri dengan berbagai macam promosi yang telah dilakukan," ungkap Edwin.

Ditambahkannya potensi wisata di yogyakarta banyak yang menarik dan ini merupakan kesempatan untuk mempromosikan banyak hal yang belum diketahuai secara detai oleh para wisatawan asing maupun domestik.

Paket wisata ke desa wisata dengan segala aktivitas di dalamnya, katanya akan menjadi salah satu point yang ditawarkan dalam JTM 2010 tersebut. “Memang yang kita tekankan sekarang adalah mengangkat potensi wisata di luar wisata reguler yang sudah dikenal seperti Borobudur dan Prambanan, yaitu desa wisata yang notabene sangat potensial untuk digarap,” tukas Edwin.(eyu)

DPD Partai Demokrat DIY Optimis di Pemilukada


Menjelang pelaksanaan pemilukada di tiga kabupaten di DIY, Ketua DPD Partai Demokrat DIY, GBPH Prabukusumo berharap para bupati terlipih, kedepan jangan seperti bupati sebelumnya. Menurutnya, bupati baru harus merupakan sosok wirausahawan serta berhati jujur dan tulus.

"Mengapa harus pengusaha? Karena itu sangat dibutuhkan untuk bisa mensejahterakan rakyatnya. Jangan seperti yang dulu-dulu. Harus ada inovasi," kata Gusti Prabu, panggilan Prabukusumo, ketika ditemui Kompleks Kepatihan, Rabu (19/5).

Gusti Prabu yang juga adik kandung Gubernur DIY Sri Sultan HB X ini,juga berharap agar salah satu inovasi yang harus diciptakan bupati periode mendatang adalah dengan membangun kawasan central industri di masing-masing daerah. Dengan adanya central industri tersebut, perekonomian di tingkat daerah tidak akan mengalami kepanikan.

"Jadi, kalau sudah ada kawasan industri itu, maka tidak perlu was-was lagi akan ancaman perekonomian. Justru investor akan tertarik kepada daerah yang memiliki pusat industri. Nah, inovasi seperti ini tentunya bisa dikembangkan jika bupatinya memiliki jiwa kewirausahaan," lanjutnya.

Dicontohkan olehnya, untuk daerah Kulonprogo seharusnya di sepanjang Kali Progo sangat potensial didirikan kawasan industri. Namun, itu masih belum dilirik oleh bupati saat ini. Gusti Prabu juga menilai, kawasan industri Bantul yang didirkan di Piyungan juga masih belum berjalan optimal.

Disinggung mengenai calon kepala daerah yang didukung partainya, Gusti Prabu mengaku optimis dapat meraup suara terbanyak dalam pemilukada di 3 kabupaten di DIY, 23 Mei 2010 mendatang. Pasalnya, calob bupati Sukardiyono (Bantul), Sutrisno (Gunungkidul) dan Hafidh Asrom (Sleman) memiliki visi kewirausahaan seperti yang dibutuhkan oleh daerah.(eyu)

Selasa, 18 Mei 2010

13 Sopir Rajawali Taksi Datangi LBH Jogja


Jogja - Lembaga Bantuan Hukum Jogjakarta meminta kepada Kepolisian Kota Besar Jogjakarta - Poltabes untuk menghentikan proses tindak lanjut terhadap laporan Subagyo atas perkara pemutusan hubungan kerja pada sidang Pengadilan Hubungan Industrial yang melibatkan 13 sopir taksi Rajawali dengan Primkopau II Lanud Adisucipto.

Setelah Pengadilan Hubungan Industrial pada PN Jogjakarta 5 April 2010 menolak gugatan 13 sopir Rajawali Taksi milik Perusahaan Koperasi Angkatan Udara - Primkopau II Lanud Adisutjipto, Selasa (18/5) 13 Sopir Rajawali Taksi tersebut mengadu ke LBH Jogjakarta terkait kasus tersebut.

Dalam audiensinya dengan pihak LBH Jogja, para sopir taksi rajawali yang dinonaktifkan oleh Primkopau II Lanud Adisucipto sejak oktober tahun lalu ini meminta kepada pihak poltabes untuk tidak meneruskan proses tindak lanjut laporan yang menyebutkan saksi penggugat memberikan keterangan palsu.

Menurut Kahono, salah satu sopir taksi rajawali, gugatan terhadap primkopau yang melakukan peremajaan armadanya yang membuat para sopir lama harus mendaftar lagi, ditolak oleh majelis hakim saat pengadilan bulan april lalu dan saat ini upaya hukum kasasi akan segera didaftarkan.

Sementara Direktur LBH Jogja, Muhammad Irsyad Thamrin, SH,MM mendesak poltabes untuk segera menghentikan proses laporan kriminalisasi terhadap saksi kasus buruh karena dikhawatirkan akan menjadi preseden buruk yang bisa melemahkan posisi buruh pada peradilan hubungan industrial.

Seperti diketahui, persoalan para sopir ini muncul tatkala pimpinan primkopau oktober tahun lalu melakukan peremajaan rajawali taksi, dan terkait dengan hal itu pihak pimpinan telah membuka pendaftaran bagi para sopir baru sehingga keberadaan sopir lama semakin terancam dan status mereka pun menjadi tidak jelas. Apalagi sopir lama yang ingin mendapat armada baru pun harus mendaftar lagi dengan persyaratan yang cukup memberatkan. (eyu)

KEPARAKAN DAN BACIRO KELURAHAN TERBAIK 2010

Kelurahan Keparakan Kecamatan Mergangsan dua tahun berturut-turut menjadi jawara sebagai
kelurahan terbaik dalam evaluasi tahunan yang diikuti oleh 45 kelurahan se-Kota Yogyakarta. Kelurahan Keparakan berhasil meraih point tertinggi dalam kategori kelurahan berkepadatan penduduk tinggi. Untuk itu Keparakan berhak mewakili Kota Yogyakarta dalam evaluasi serupa di tingkat propinsi DIY. Sementara pada urutan kedua dan ketiga pada evaluasi ini diraih oleh Kelurahan Wirogunan dan Kricak.

Sedang pada kategori kelurahan dengan kepadatan penduduk rendah dinilai terbaik adalah kelurahan Baciro. Kelurahan Kotabaru dan Rejowinangun meraih posisi kedua dan ketiga.

Polana Setiya Hati Kasubbag Bina Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan
dan Kelurahan mengatakan, evaluasi ini diselenggarakan rutin setiap tahun untuk menilai kinerja Lurah dalam pelaksanaan ketugasannya di bidang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan. Menurutnya ada delapan indikator yang digunakan sebagai dasar penilaian sesuai Permendagri no 13 tahun 2007 yang antara lain adalah bidang pendidikan, kesehatan,ekonomi, masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga kemasyarakatan, serta pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.

Lurah Keparakan Rajwan Taufik mengatakan, pihaknya dalam setahun terakhir ini lebih menggiatkan pengembangan kewilayahan yang disesuaikan dengan potensi kampung. Setiap kampung di Keparakan memiliki potensi unik yang layak dikembangkan, seperti Kampung Wisata Dipowinatan, Kampung Kerajinan di Keparakan Kidul, dan Kampung Kesenian di Pujokusuman.(eyu)

MADYA Aksi Diam Tolak Pengrusakan Bangunan Mardi Wuto


Carut marut pengelolaan warisan budaya termasuk dirobohkannya bangunan cagar budaya mardiwuto di kompleks RS Dr YAP yang akan dijadikan mall, menjadi keprihatinan Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (MADYA). Keprihatinan ini ditunjukkan dengan menggelar aksi diam di Tugu Jogja, Senin (17/5) malam.

Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (MADYA),menolak pembangunan Yap Square dengan menggelar aksi membisu. MADYA dengan tegas menolak penggusuran Bangunan Cagar Budaya (BCB) Mardi Wuto milik yayasan Dr YAP yang dibangun menjadi ruko YAP Square, di kawasan Terban, Jl.C.Simanjuntak.

Dengan mulut tertutup lakban, massa aksi membawa tulisan menolak pemugaran cagar budaya tanpa ada orasi. Aksi bisu ini pun menarik perhatian para pengendara yang melintas di kawasan tersebut. Menurut coordinator MADYA Johanes Marbun, aksi ini dilakukan karena selama ini usulan terhadap pelestarian bangunan diabaikan berbagai pihak, bahkan beberapa kali pertemuan tidak menemukan solusi yang tepat.

Dia mengaku pernah menyarankan agar pembangunan Yap Square tetap bisa dilaksanakan dengan mempertahankan sebagian bangunan karena memiliki nilai historis tinggi. Karena itu, nilai sejarahnya bisa dilestarikan dan aspek bisnis tetap bisa dilaksanakan. Namun, semuanya sia-sia dan pembangunan sudah dimulai.

"Ini berarti pemerintah kurang memperhatikan warisan budaya kita. Ada apa ini? Apakah pemerintah kalah dengan kepentingan ekonomi?," katanya.

Karena itu, Marbun menghimbau komunitas pemerhati budaya bersolidaritas menolak pemugaran gedung Mardiwuto dan pemerintah lebih aspiratif untuk mendengar saran para pemerhati budaya.

Senin, 17 Mei 2010

Walikota Salut Atas Prestasi Pelajar Jogja

Prestasi yang diraih pelajar kota Jogja baik di tingkat nasional maupun internasional mendapat apresiasi dari Walikota Jogja Herry Zudianto. Orang nomor satu di Kota Jogja ini bahkan siap merogoh koceknya sebagai penghargaan atas keberhasilan siswa-siswa SMP dan SMA yang meraih prestasi.

Herry Zudianto, Jumat (14/5) siang, menerima para siswa berprestasi dari Kota Jogja yang menorehkan keberhasilannya di tingkat nasional maupun internasional. Para siswa berprestasi tersebut adalah jawara Liga Pendidikan Indonesia tingkat SMP yang diraih SMP N 13 Kota Jogja, juara lomba Penelitian Ilmiah Internasional yang diraih SMA N 6 Jogja dan juara ketiga tingkat SMA Liga Pendidikan Indonesia yang diraih SMA Muhamadiyah 7.

Dalam kesempatan tersebut Herry Zudianto mengaku salut atas prestasi yang diraih siswa-siswi Jogja, dan khususnya untuk juara Liga Pendidikan Indonesia yakni SMP N 13 diharapkan nantinya bisa meningkatkan prestasinya apalagi beberapa bulan ke depan akan mengikuti kompetisi sepakbola pelajar tingkat asia usia 15 tahun. Sedangkan untuk juara lomba Penelitian Ilmiah Internasional yang diwakili empat pelajar dari SMA N 6 jogja yang meneliti pemanfaatan buah mahoni sebagai bahan bakar alternative diharapkan mampu mengukir prestasi kembali dengan penelitian ilmiah lainnya.

Sementara sebagai bentuk dukungan lainnya, Herry Zudianto juga telah menyiapkan SMA N 4 Jogja sebagai sekolah khusus yang memiliki kelas khusus untuk menampung para siswa dari SMP N 13 untuk dididik menjadi calon atlet.(Ln)

Kaum Muda Indonesia Aksi Pasang Spanduk Dukung Susno

Dukungan moril terhadap mantan Kabareskrim Polri Komjen Susno Duadji terus berdatangan. Kali ini Kaum Muda Indonesia (KMI) , Sabtu (15/5) pagi, menggelar aksi pasang spanduk mendukung Susno Duadji di halaman Gedung DPRD Propinsi DIY di kawasan Malioboro. KMI yang memasang dua spanduk bertuliskan jangan lupakan Century dan tolak bayar pajak dukung Susno ini menganggap penangkapan dan penahanan terhadap mantan Kabareskrim Polri Susno Duadji dianggap sebagai blunder atau kesalahan Kapolri.


Koordinator KMI Dadang Iskandar mengatakan Susno Duadji adalah pahlawan pembongkar kebusukan makelar kasus dan mafia pajak, untuk itu KMI mendukung Susno Duadji dan mendesak agar Susno dibebaskan dari tahanan.


Pemasangan spanduk jangan lupakan kasus bank century dan tolak bayar pajak dukung Susno juga dilakukan di depan pintu masuk Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut KMI juga membagikan leaflet kepada orang-orang yang ada di kawasan tersebut.

YOGYAKARTA TARGETKAN SELURUH IPAL KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT

Pemerintah Kota Yogyakarta memasang target menjadikan seluruh instalasi pengolahan air limbah komunal yang masih berfungsi dengan baik berstatus sebagai sanitasi berbasis masyarakat.
"Saat ini ada beberapa IPAL komunal dalam kondisi yang kurang baik, tetapi masih bisa berfungsi. IPAL seperti inilah yang akan kami dorong untuk menjadi sanitasi berbasis masyarakat," kata Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto usai meresmikan Sanimas Ngudi Waras di Kampung Gambiran Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, pembangunan IPAL seharusnya didasari atas kebutuhan dan kesadaran masyarakat dan bukan atas prakarsa pemerintah, sehingga harus ada kemauan lebih dulu dari masyarakat baru kemudian ada pembangunan fisik.
Ia menyatakan, akan melakukan evaluasi secara bertahap terhadap kondisi dari seluruh IPAL komunal yang ada di Kota Yogyakarta sekaligus mendorong masyarakat untuk memiliki kesadaran tentang pentingnya sebuah IPAL komunal bagi kesehatan.
"Kuncinya adalah komunikasi dengan masyarakat. Targetnya, sebelum saya selesai menjabat pada 2011 nanti, seluruh IPAL tersebut sudah berbasis masyarakat," lanjutnya.
Ia menegaskan, komunikasi tersebut penting dilakukan karena masih ada sebagian masyarakat yang belum mengerti atau belum menyadari pentingnya sebuah IPAL komunal, khususnya masyarakat yang berada di daerah padat sepanjang sungai.
Sementara itu, Kepala Seksi Pemulihan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Peter Lawoasal menyatakan, di Kota Yogyakarta terdapat 45 IPAL komunal, dengan empat diantaranya sudah berbasis masyarakat.
Keempat IPAL komunal yang sudah berbasis masyarakat tersebut terletak di Kampung Gambiran sebanyak dua unit yaitu di RT 30 dan RT 47, di Kelurahan Muja Muju dan di Kelurahan Cokrodiningratan. Dari keempat sanimas tersebut, tiga diantaranya sudah dapat mampu menghasilkan biogas.
"Jumlah IPAL komunal itu memang masih kurang, tetapi terkadang masyarakat juga belum memiliki kesadaran tentang pentingnya sebuah IPAL dan merawatnya," katanya.
Ia menyatakan, masyarakat Kota Yogyakarta masih kerap menginginkan seluruh biaya pembangunan IPAL ditanggung oleh pemerintah, termasuk biaya pemasangan saluran dari tiap rumah tangga ke IPAL.
"Padahal, biaya penyambungan saluran itu tidak mahal, sekitar Rp100 ribu saja. Seharusnya masyarakat mamu," lanjutnya.
Sementara itu, Sanimas Ngudi Waras yang terletak di RT 30 Gambiran dibangun dengan dana sebanyak Rp304 juta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Yogyakarta 2008, APBN 2008 dan bantuan material dari salah satu lembaga sosial masyarakat BORDA serta dana dari masyarakat.
"Sudah ada 67 kepala keluarga dari 110 kepala keluarga yang telah memanfaatkan sanimas ini," kata Ketua Panitia Penyelenggara Pembangunan Sanimas Ngudi Waras Rysugiantoro.
Pihaknya menyatakan, pembangunan sanimas tersebut dapat mengurangi jumlah limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke Sungai Gadjah Wong yang melintas di belakang kampung tersebut.
Pemeliharaan sanimas tersebut, lanjut dia, dibebankan kepada masyarakat yaitu setiap kepala keluarga yang memanfaatkan fasilitas tersebut diwajibkan membayar iuran minimal Rp2.000 per bulan.
"Kami juga melakukan pengurasan terhadap sedimentasi yang terbentuk di dalam IPAL setiap enam bulan sekali. Sedimen itu kemudian dibuang ke Sewon," katanya.
Ia yang juga tergabung dalam komunitas Kampung Hijau RW 8 Gambiran selalu mengingatkan masyarakat untuk tidak terlalu banyak membuang deterjen, atau minyak ke IPAL dan menyiram dengan air panas secara rutin dua kali per bulan untuk melarutkan lemak di dalam saluran.
"Kondisi kampung sekarang sudah lebih tertata dan tidak lagi terlihat kumuh seperti 10 tahun lalu," katanya.(Ant)

Penataan PKL Panti Rapih berjalan Tertib

Sebanyak 18 pedagang kaki lima (PKL) di depan rumah sakit (RS) Panti Rapih direlokasi ke sebelah selatan UGD pada Rabu (12/5). Sosialisasi telah dilakukan oleh Kecamatan Gondokusuman dan pihak RS Panti Rapih kepada Paguyuban PKL sehingga relokasi saat itu berjalan tertib dan lancar.

Di lokasi relokasi saat itu, Camat Gondokusuman, Yunianto Dwi Sutomo menceritakan saat menemui Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto beberapa hari lalu diberikan pesan, bahwa proses relokasi hendaknya dilakukan dengan cara yang manusiawi dan didahului negosiasi yang baik.

Lebih lanjut diungkapkan, Kecamatan Gondokusuman memiliki program penataan kawasan maka dipilihlah penertiban PKL. Kawasan depan RS Panti Rapih menjadi semakin kumuh bahkan setelah ada jalan masuk baru menuju IGD menjadi terganggu. Maka perlu dilakukan penataan PKL melalui penyediaan lokasi baru yang representative, strategis, kapasitas memadai dengan tidak merusak keindahan. Sosialisasi telah dilakukan selama 3 bulan dan akhirnya dapat dicapai kesepakatan yang baik", ungkap Yunianto Dwi Sutomo.

Lokasi PKL yang lama akan dibangun taman dan untuk menambah keindahan, pedagang yang telah menempati tempat yang baru akan diberikan tenda seragam dari pihak RS Panti Rapih

SULARNO JUARA LOMBA MOCOPAT TINGKAT PROPINSI




Sularno dari Jetis Bantul menjuarai Lomba Macapat kelompok putra Tingkat
Propinsi yang diselenggarakan oleh Kecamatan Kotagede. Lomba macapat dalam
rangka menyambut HUT Pemkot Yogyakarta ke 63 ini diselenggarakan di
Pendopo Kecamatan Kotagede, Sabtu-Minggu (15-16/5).

Sementara itu Juara II diraih oleh Sugiyono, SE dari Terong Dlingo, Juara
III M Bagus Febrianto, Pleret Bantul, Juara Harapan I M Sukiarjo dari
Moyudan Sleman dan Juara Harapan II MW Purwo Wartono dari Sewon Bantul.

Di Kelompok Putri, Juara I diraih oleh Supadmi dari Sanden Bantul, Juara
II Wiwik Sudiyarni, dari Terong Dlingo, Juara III Sarsudini dari Kalasan
Sleman, Juar Harapan I V Sri Sugi Hartati dari Pakem Sleman dan Juara
Harapan II diraih oleh V Luvita dari Umbulharjo Yogyakarta.

Dijelaskan oleh Camat Kotagede, Drs Rumpis Tri Mintarta, Lomba Macapat
untuk melestarikan budaya ataupun nguri uri budaya yang ada, apalagi
kawasan Kotagede adalah sebuah kawasan situs budaya di DIY termasuk salah
satu seninya adalah seni macapat.

Ditambahkan, Penyelenggaraan Lomba Mocopat ini diselenggarakan oleh
Paguyuban Seni Macapat MAHKOTA Kotagede bekerja sama dengan Pemerintah
Kecamatan cukup mendapat respon dari para pandemen macapat di DIY dengan
jumlah peserta 91 orang putra dan 31 orang perempuan.