MADYA Aksi Diam Tolak Pengrusakan Bangunan Mardi Wuto

Carut marut pengelolaan warisan budaya termasuk dirobohkannya bangunan cagar budaya mardiwuto di kompleks RS Dr YAP yang akan dijadikan mall, menjadi keprihatinan Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (MADYA). Keprihatinan ini ditunjukkan dengan menggelar aksi diam di Tugu Jogja, Senin (17/5) malam.
Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (MADYA),menolak pembangunan Yap Square dengan menggelar aksi membisu. MADYA dengan tegas menolak penggusuran Bangunan Cagar Budaya (BCB) Mardi Wuto milik yayasan Dr YAP yang dibangun menjadi ruko YAP Square, di kawasan Terban, Jl.C.Simanjuntak.
Dengan mulut tertutup lakban, massa aksi membawa tulisan menolak pemugaran cagar budaya tanpa ada orasi. Aksi bisu ini pun menarik perhatian para pengendara yang melintas di kawasan tersebut. Menurut coordinator MADYA Johanes Marbun, aksi ini dilakukan karena selama ini usulan terhadap pelestarian bangunan diabaikan berbagai pihak, bahkan beberapa kali pertemuan tidak menemukan solusi yang tepat.
Dia mengaku pernah menyarankan agar pembangunan Yap Square tetap bisa dilaksanakan dengan mempertahankan sebagian bangunan karena memiliki nilai historis tinggi. Karena itu, nilai sejarahnya bisa dilestarikan dan aspek bisnis tetap bisa dilaksanakan. Namun, semuanya sia-sia dan pembangunan sudah dimulai.
"Ini berarti pemerintah kurang memperhatikan warisan budaya kita. Ada apa ini? Apakah pemerintah kalah dengan kepentingan ekonomi?," katanya.
Karena itu, Marbun menghimbau komunitas pemerhati budaya bersolidaritas menolak pemugaran gedung Mardiwuto dan pemerintah lebih aspiratif untuk mendengar saran para pemerhati budaya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda