Jogja International Street Performance 2010 Siap Jadi Ikon Yogyakarta

Event yang baru akan digelar untuk kali pertama ini merupakan suatu kegiatan pemersatu kebudayaan dan membangun komunikasi dengan mengesampingkan suku, ras dan budaya, baik antar daerah maupun antar negara yang dikemas melalui kegiatan berkesenian bersama dalam wadah international street performance. Kegiatan Jogja International Street Performance 2010 yang akan digelar 2 - 5 Oktober 2010 di sepanjang Jalan Panembahan Senopati dan Taman Budaya Yogyakarta ini mengambil tema “Arts For Peace”, yang membawa harapan akan sebuah aksi perdamaian yang dapat dilakukan melalui aksi berkesenian bersama.
Menurut Event Director JISP 2010, Bambang Paningron, kegiatan ini diharapkan menjadi sebuah ajang terciptanya komunikasi dan persaudaraan menuju pada sebuah suasana damai. Rencananya event ini akan menjadi agenda tahunan dimana semua seniman, baik seniman kontemporer dan tradisional bebas berkreasi menunjukkan karya kreatifitasnya. Mereka akan berkreasi dengan jalan raya sebagai panggung pertunjukkan selain itu dalam acara ini akan tercipta suatu kesempatan untuk berinteraksi hingga terjadi suatu kolaborasi antar pelaku seni dari berbagai negara. Para seniman dari berbagai negara ini nantinya akan mengapresiasikan seni dari wilayah dan negara mereka.
“Event ini akan melibatkan seniman asing, baik yang ada di Jogja maupun seniman yang memang kami datangkan langsung dari negaranya. Ada 18 orang seniman yang sengaja kami datangkan dan ini merupakan apresiasi yang tinggi buat mereka karena berkenan memeriahkan JISP,” jelasnya dalam press conference di Dinas Pariwisata DIY, Jumat (24/9).
“Arts For Peace” yang diusung Jogja International Street Performance 2010 ini akan diselenggarakan selama empat hari, yakni pada tanggal 2-5 Oktober 2010 yang akan diikuti oleh seniman dari Indonesia, Jepang, India, Chile, Spanyol, Hongaria dan Venezuela. Pada hari pertama, yakni tanggal 2 Oktober 2010, acara akan digelar di sepanjang Jl. Panembahan Senopati Yogyakarta, yang akan menampilkan Marching Band, Andong Hias, Luisfer Silva dari Venezuela, Pawai Batik, Japan Odoricholic, Korea and Samulnori, Balai Saraswati, serta perwakilan Performance dari Kabupaten Gunungkidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta. Sementara untuk hari kedua, 3 Oktober 2010 kegiatan akan digelar di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta yang akan menampilkan Angela Lopez (Spanyol), Josef Gazdag (Hongaria), Didik Nini Thowok (Indonesia), dan Poodja Bhatnagar (India). Hari ketiga, 4 Oktober 2010 ditempat yang sama akan tampil Miho Konai (Jepang), Alejandro Pino (Chile) dan Yuri Ozawa (Jepang). Hari keempat, 5 Oktober 2010 menampilkan Tembi Dance (Indonesia), Jun Amanto (Jepang) dan Mao Arata and Genjindan (Jepang).
“Kami berharap dalam kegiatan ini akan muncul garapan-garapan baru yang belum pernah ditampilkan, artinya kesenian yang ditampilkan tidak semata-mata hanya ikut-ikutan saja tetapi harus ada kreasi baru. Tidak ada tari angguk yang seperti biasanya,misalkan begitu,” imbuhnya.
Sementara Sekretaris Dinas Pariwisata Propinsi DIY, Wibisono berharap event ini dapat menjadi ikon Yogyakarta, sehingga bisa menjadi salah satu destinasi wisata dan menjadi daya tarik wisatawan asing. Acara yang digelar gratis untuk masyarakat umum ini juga menjadi salah satu sarana aksi perdamaian dan ajang silaturahmi antar budaya antar bangsa. Jangan sampai event ini hanya menjadi kegiatan yang berupa seremonial saja melainkan dapat terus berkembang di masa mendatang.**(eyu)
Label: budaya, festival, jisp, jogja, jogja international street performance, seni
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda