Kamis, 23 September 2010

Kenduri Rakyat Untuk Mempertahankan Keistimewaan DIY

Jogja – Kawula Ngayogyakarta Hadiningrat tetap konsisten dalam memperjuangkan dan mempertahankan keistimewaan DIY, yang diwujudkan dalam Kenduri Rakyat yang digelar di selasar Gedung DPRD Propinsi DIY Jl. Malioboro Yogyakarta, Kamis pagi (23/9).

Puluhan orang yang mengenakan pakaian adat jawa ini berdoa di depan sejumlah tumpeng dan uba rampe lainnya dan berharap agar wakil rakyat yang duduk di DPRD DIY ikut berjuang mempertahankan keistimewaan DIY. Menurut salah satu pelaku budaya adat yang menjadi koordinator Kenduri Rakyat, Sugeng Santoso, kegiatan ini dimaksudkan untuk mempertahankan keistimewaan DIY sebagai pusat kebudayaan, pusat pendidikan yang harus mencerminkan bangsa Indonesia. Kebangkitan kebudayaan adat itu sendiri harus disamakan melalui pintu yang sama karena jati diri bangsa Indonesia terletak pada bagaimana kita menghargai budaya itu.

“Jika budaya kita tinggalkan, jatidiri bangsa ini akan kacau balau. Kita ingin mengembalikan jatidiri bangsa ini melalui peran kebudayaan,” ujarnya ketika ditemui di sela-sela kegiatan.

Dalam Kenduri Rakyat ini Kawula Ngayogyakarta Hadiningrat menuntut kepada anggota dewan DPRD DIY agar ikut memperjuangkan mempertahankan keistimewaan DIY dan menyampaikan aspirasi rakyat Yogyakarta kepada pemerintah pusat. Kawula Ngayogyakarta Hadiningrat juga menegaskan bahwa keistimewaan DIY adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar yakni menetapkan Sri Sultan Hamengku Buwono sebagai gubernur dan Sri Paduka Pakualam sebagai wakil gubernur. “Kalaupun Sultan HB X tidak lagi berkenan menjabat gubernur DIY karena alasan usia, itu bisa dipahami, yang penting adalah pemerintah harus mengesahkan RUU keistimewaan DIY menjadi UU dan Sultan hendaknya menunjuk siapa yang akan menggantikannya,” pungkasnya.**(eyu)

Label: , , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda