Sabtu, 18 September 2010

Masangin Yang Tak Pernah Sepi

Jogja – Bagi Anda yang sedang berkunjung ke Yogyakarta di penghujung libur lebaran ini, tentunya tidak ingin melewatkan obyek wisata yang satu ini. Jika ada waktu, Anda bisa berkunjung ke Alun-Alun Selatan atau Alun-Alun Kidul Yogyakarta, sekedar nongkrong ataupun bermain masangin.

Ruang lapang yang terletak di belakang Kompleks Keraton Yogyakarta ini sudah menjadi elemen penting dimana keberadaanya sangat lekat di hati masyarakat Kota Yogyakarta, bahkan tanah lapang dengan dua beringin besar di tengahnya ini memiliki magnet tersendiri yang menyebabkan orang-orang datang berbondong-bondong ke kawasan ini. Salah satu magnet penarik wisatawan tersebut adalah tradisi Masangin atau berjalan masuk di antara dua pohon beringin yang berada tepat di tengah alun-alun. Bagi sebagian masyarakat, tradisi ini dipercaya dapat memberikan berkah atas permohonan yang disampaikan dalam kondisi mata tertutup.

Kepercayaan terhadap tradisi Masangin ini tidak diketahui oleh semua orang bahkan banyak pengunjung yang datang ke Alun-Alun Selatan ini hanya sekedar bermain dan mencoba masuk diantara dua beringin dengan berjalan dalam kondisi mata tertutup. Salah satu pengunjung yang sekedar ingin bermain dan tidak mengetahui tentang tradisi masangin ini adalah Selmi, pengunjung dari Surabaya yang mencoba berkali-kali masuk diantara dua beringin ini.

“Cuma iseng aja kok,mas. Pengen nyoba kayak teman-teman yang lain, kalau soal makna atau arti sama sekali gak tau. Mumpung liburan ke Jogja dan mampir ke alun-alun, jadi ya gak ada salahnya nyoba,” kata karyawan swasta yang ditemui di jogjatrip.com di Alun-Alun Selatan, Jumat (17/9).

Sementara Wiyono (79) salah satu orang yang menyewakan penutup mata mengatakan ramainya pengunjung yang bermain masangin tidak hanya lebaran saja tetapi siang sampai malam hari di hari biasa pun tidak pernah sepi dari pengunjung. Di Alun-Alun Selatan ini Wiyono hanya bekerja setengah hari dengan menyewakan syal penutup mata kepada pengunjung dengan harga Rp 3.000 per orang untuk tiga kali pakai. “Ramainya pengunjung tidak hanya lebaran saja, tiap hari pun banyak yang datang. Siapa saja yang datang selalu penasaran ingin mencoba bermain masangin,” katanya.

Seiring perkembangan waktu, sebagian besar wisatawan yang bermain Masangin tak lagi didorong keinginan untuk mencari peruntungan, tetapi hanya untuk bersenang-senang dan mencoba pengalaman baru. Jika berhasil mereka akan merasa gembira, tapi jika gagal tidak menjadi masalah dan pengunjung tetap bisa menikmatinya.**(eyu)

Label: , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda