Lukman Sardi Terobsesi Memainkan Peran Perempuan

“Buat saya acting yang berhasil adalah acting yang dimiliki public, bagaimana publik juga ikut dalam memiliki peran yang saya mainkan,” kata pria yang akrab dipanggil memet ini.
Sejak concern di dunia perfilman, Lukman Sardi semakin dikenal sebagai pemeran watak dalam film-filmnya, bahkan ia tanpa lelah terus belajar tentang bagaimana memerankan sebuah karakter yang sungguh-sungguh dan ia selalu mampu menjiwai peran yang ia bawakan.
Lukman Sardi yang lahir di Jakarta, 14 Juli 1971 ini memulai karirnya di dunia perfilman diawali
Tahun 2005, saat itu ia bermain di film berjudul Gie, yang kemudian diteruskan dengan film 9 Naga (2006), Berbagi Suami (2006), Jakarta Undercover (2006), Pesan dari Surga (2006), Naga Bonar (Jadi) 2 (2007), The Photograph (2007), Quickie Express (2007), Kawin Kontrak (2008), In the Name of Love (2008), May (2008), Laskar Pelangi (2008), Kawin Kontrak Lagi (2008), Pencarian Terakhir (2008), Lastri (2008), Merah Putih (2009), Heart-Break.com (2009), Sang Pemimpi (2009), Tanah Air Beta (2010), Red CobeX (2010), Darah Garuda (2010), dan film terbarunya, Sang Pencerah (2010). Sebelumnya, bapak dari Akiva Dishan Ranu Sardi, buah hatinya dengan Pricillia Pullunggono ini juga pernah memulai bakatnya di dunia film ketika masih berusia 7 tahun dalam film Kembang-Kembang Plastik (1978), Pengemis dan Tukang Becak(1979), Dinginnya Hati Seorang Gadis (1979), dan Anak-Anak Tak Beribu (1980).
Dari kegigihannya dalam memerankan berbagai karakter, Anak dari pasangan Ny. Zerlita dan Idris Sardi, pemusik biola legendaris Indonesia ini pernah mendapat sejumlah penghargaan seperti The Best Actor di ajang Bali International Film Festival 2006, nominasi MTV Indonesia Movie Award 2006 sebagai Most Favourite Actor, nominasi Festival Film Indonesia Jakarta 2006, dan sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik dalam Indonesian Movie Award 2009 serta nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik dan Terfavorit - Indonesian Movie Award 2009.
Meski sudah banyak membintangi sejumlah film dengan berbagai macam karakter namun Memet masih memendam beberapa obsesi yang ingin sekali dicapainya, dan salah satunya adalah berobsesi ingin memainkan peran seorang perempuan.
“Ini memang agak lucu tapi saya ingin sekali bermain dengan peran perempuan. Jelas beda 180 derajat bahwa laki-laki dan perempuan sangatlah beda dan itu suatu tantangan tersendiri, bagaimana bisa meyakinkan orang lain bahwa saya perempuan. Secara pribadi saya ingin banyak meng-eksplore potensi saya hingga saya menemukan satu titik dimana saya bisa memerankan seorang perempuan, “ katanya di Yogyakarta beberapa hari lalu.
Sementara ketika ditanya tentang kesan terhadap Kota Jogja, pemeran Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam film Sang Pencerah ini mengaku senang bisa ada di Jogja, karena selain suasana kotanya yang jauh lebih ramah dengan Jakarta, juga mengasyikkan untuk berlibur. Selain karena banyak wisata sejarahnya, Lukman juga menyukai wisata kulinernya bahkan banyak menu favoritnya yang selalu ia kunjungi seperti Bakmi Mbah Mo, Bakmi Kadin dan Gudeg Wijilan.“Kalau soal makanan favorit, di Jogja banyak sekali yang selalu saya kunjungi. Jogja itu nyaman sekali dan ngangeni, “ pungkasnya.**(eyu)
Label: film, film corporation, jogja, lukman sardi, movie
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda