Keistimewaan DIY Dalam Pantomim

“Keistimewaan DIY dalam Pantomim” ini digelar sebagai salah satu upaya untuk mewarisi nilai-nilai Spiritualitas Nasionalisme Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII yang dituangkan dalam Maklumat 5 September 1945, sekaligus sebuah refleksi dan aspirasi masyarakat yang menggambarkan pluralisme masyarakat DIY dan sebagai simbolisasi masyarakat yang cinta seni dan budaya.
Aksi teaterikal pantomim ini sendiri dilakukan sebagai bentuk partisipasi dari kesenian modern yang melibatkan 15 seniman pantomim yang dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing kelompok datang dari empat penjuru mata angin. Kelompok dari arah utara melakukan aksi dari Tugu, kelompok dari arah barat beraksi dari Wirobrajan, kelompok timur dari Gondomanan dan kelompok dari selatan memulai aksinya dari pojok benteng wetan. Empat penjuru mata angin tersebut menggambarkan empat kabupaten yang ada di DIY dan peserta aksi berkumpul di tengah yakni titik nol sebagai tanda ada satu Kota Yogyakarta. Dengan wajah yang dicat dengan warna warni, menjadi simbol masyarakat Yogyakarta yang multicultural.
Aksi teaterikal pantomim ini menyuarakan aspirasinya melalui tulisan yang diusung baik di spanduk ataupun poster yang menggambarkan keinginan masyarakat yang menginginkan segera disahkannya Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) menjadi Undang-Undang Keistimewaan.
Koordinator Kawulo Ngayogyakarta Hadiningrat Sigit Sugito mengatakan, hari keistimewaan Yogyakarta merupakan gerakan budaya yang menggerakan masyarakat Yogyakarta untuk melakukan inventarisasi semua kekayaan dan potensi wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Masyarakat Yogyakarta harus bangun dan maju bersama dengan bergotong royong untuk mengerjakan seluruh tugas-tugas budaya, terlebih untuk mewarnai keistimewaan Yogyakarta itu sendiri,” ujarnya disela-sela aksi.
Ditambahkan Sigit, Aksi ini merupakan upaya mereka untuk mengingatkan kembali pada masyarakat Yogyakarta tentang segala keistimewaan Yogyakarta sendiri. Begitu banyak ragam kesenian yang menjadi kekayaan lokal Yogyakarta, salah satunya adalah keistimewaan Yogyakarta. Meski baru kali pertama aksi ini digelar untuk memperingati hari keistimewaan, namun pihaknya menginginkan perayaan tersebut menjadi perayaan tahunan yang dirayakan oleh seluruh masyarakat Yogyakarta. **(eyu)
Label: budaya, istimewa, jogja, kawulo ngayogyakarta, keistimewaan, maklumat 5 september, pantomim, seni, titik nol
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda