Senin, 13 Desember 2010

TBY Gelar Festival Kethoprak Se-DIY

Jogja - Ketoprak Mataram merupakan salah satu bentuk kesenian tradisi yang masuk dalam kategori teater tradisi yang mempunyai kedekatan dengan masyarakat pendukungnya. Mataram adalah sebutan sebuah kota kerajaan yang ada di Yogyakarta, yang di dalamnya hidup berbagai macam bentuk kesenian salah satunya adalah ketoprak.

Sebagai bentuk pelestarian terhadap ketoprak, sekaligus mengangkat ikon seni budaya Yogyakarta yang mencitrakan diri sebagai seni budaya Mataram,Taman Budaya Yogyakarta (TBY) bekerjasama dengan kabupaten dan kota Yogyakarta akan menggelar Festival Ketoprak Mataram antar kabupaten/kota se-DIY, 17-19 Desember 2010 di Gedung Sositet Militer Kompleks Taman Budaya Yogyakarta, Jl Sriwedani No 1 Yogyakarta.

Menurut Ketua Panitia Festival Ketoprak 2010, Wasdiyanta, ketoprak mataram merupakan kesenian tradisi yang sangat konsisten di dalam mempertahankan nilai-nilai tradisi yang menyangkut tata nilai, norma, etika dan estetika yang merupakan roh kehidupan masyarakat. Di samping itu juga adat istiadat, bahasa, dan kejiwaan masyarakat Yogyakarta yang masih memegang teguh terhadap adat ketimuran. Adapun unsur seni tradisi yang tidak bisa terlepas dari perkembangan ketoprak Mataram diantaranya : Ontowecono, unggah-ungguh, tembang, keprak dan iringan.

Festival Ketoprak se-DIY ini akan diikuti 5 Kontingen dari kabupaten dan kota di Yogyakarta. Berikut ini adalah jadwal pementasan ketorak dalam Festival Ketoprak 2010. Kontingen Kota Yogyakarta akan mengawali pementasan pada 17 Desember 2010 yang mengambil judul “Barat Katiup Angin”, naskah ditulis RM. Altiyanto Henryawan. Di hari yang sama Kontingen Kabupaten Gunung Kidul akan membawakan judul “Pathi Kasaput Pedhut”, naskah oleh Angger S.U. Pada tanggal 18 Desember 2010, naskah berjudul “Putri Boyongan “ karya Heru Santoso akan dibawakan oleh Kontingen Kabupaten Bantul dan “Geger Karangsambong” naskah karya Djarwo SP akan dibawakan Kontingen Kabupaten Sleman. Sementara 19 Desember 2010, Kabupaten Kulon Progo akan menutup Festival Ketoprak 2010 ini dengan naskah “Baru klinthing” yang ditulis Benectus Sukardi.**(eyu)


Label: , , , , , , , ,

Minggu, 12 Desember 2010

Pasca Erupsi Merapi, Wisata Kaliurang Menggeliat

Sleman – Satu bulan pasca erupsi Gunung Merapi, kawasan obyek wisata Kaliurang mulai berbenah bahkan masyarakat pun antusias untuk berkunjung ke kawasan hutan wisata yang kini kondisinya sudah nyaris gundul karena terkena semburan awan panas.

Banyaknya kunjungan masyarakat maupun wisatawan domestik dari luar Yogyakarta ke kawasan Kaliurang ini semakin membuktikan bahwa Yogyakarta tetap aman dan layak untuk dikunjungi. Meski kondisi Kaliurang belum sepenuhnya pulih namun salah satu obyek wisata unggulan kabupaten Sleman ini sudah dibuka sejak satu minggu terakhir. Ramainya pengunjung yang datang ke kawasan ini mulai terlihat sejak pintu masuk TPR. Di pintu TPR ini secara resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman memang belum memberlakukan retribusi, namun sejak seminggu lalu Forum Masyarakat Kaliurang melakukan Penggalangan Dana Sukarela Untuk Recovery Kawasan Kaliurang.

Salah seorang pemuda yang tergabung dalam Forum Masyarakat Kaliurang, Boim mengatakan aksi penggalangan dana sukarela ini memang dilakukan untuk program pemulihan kawasan Kaliurang. Program penggalangan dana ini menurut rencana dilakukan selama dua minggu dan dari hasil penggalangan dana ini akan digunakan untuk pengadaan air bersih dan kebutuhan lainnya bagi obyek wisata Kaliurang. Boim mengatakan, meski pengunjung yang datang cukup ramai namun kondisi yang lebih ramai terjadi di kawasan Lava Tour Kali Adem.

“Kebutuhan yang paling utama adalah pengadaan air bersih, karena disini (kaliurang, red) air bersih sudah tidak ada sejak merapi erupsi. Untuk penggalangan dana kami melakukan ini dengan sukarela tidak memaksa pengunjung, karena pada dasarnya ini penggalangan dana untuk pemulihan kaliurang. Kalau untuk pengunjung, sejak seminggu terakhir memang cukup banyak dan masih di dominasi masyarakat dari Yogyakarta,” katanya kepada jogjatrip.com di pintu TPR, Minggu (12/12).

Berdasarkan pantauan jogjanewsgallery, kawasan Kaliurang memang sudah banyak dipenuhi masyarakat yang ingin menyaksikan lebih dekat kondisi Kaliurang khususnya hutan wisata yang hangus terkena semburan awan panas. Meski jalan menuju kawasan Tlogo Putri rusak parah, namun masyarakat antusias. Sejumlah warung makan pun sudah mulai berbenah membuka dagangannya, bahkan makanan khas Kaliurang seperti jadah tempe pun masih jadi jujugan pengunjung. Di sisi Tlogo Putri, sejumlah warga nampak saling bergotong royong mengambil air dari tangki air bersih untuk dibawa kembali ke tempat-tempat yang memerlukan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sementara warga sekitar yang dibantu pemuda dari sejumlah komunitas yang datang, terlihat sibuk membersihkan warung-warung dari timbunan pasir. “Sudah seminggu ini mas, saya dan teman-teman disini bersih-bersih warung. Ini saja masih banyak pasirnya. Warung memang banyak yang buka, karena sepertinya sudah banyak yang datang (pengunjung,red), lumayan buat pemasukan,” kata Suwarni salah satu pemilik warung makan.

Yang menarik adalah pengunjung bisa bermain bersama kera-kera yang turun hingga area yang sebelumnya digunakan sebagai tempat parkir kendaraan roda dua. Selain itu pengunjung juga bisa mengoleksi foto-foto merapi saat erupsi yang dijual oleh sejumlah pemuda di sekitar kawasan Tlogo Putri. Meski kawasan Kaliurang ini masih belum sepenuhnya pulih, namun diharapkan dengan banyaknya kunjungan ini pariwisata Kaliurang khususnya, perlahan bisa bangkit sambil menata kehidupan yang lebih baru bagi pelaku wisata yang ada di kawasan ini.**(eyu)

Label: , , , , , , , ,

Sabtu, 11 Desember 2010

Jogja Raih Penghargaan Indonesia Tourism Award 2010

Jogja – Meski baru saja dirundung musibah erupsi Gunung Merapi dan banjir lahar dingin, namun propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meraih penghargaan dalam Indonesia Tourism Award 2010. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Sapta Nirwandar, Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar RI kepada Gubernur DIY yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata Propinsi DIY, Drs Tazbir Abdullah di Jakarta beberapa hari lalu. Penghargaan ini diberikan berdasarkan hasil survey majalah SWA terhadap 1600 responden yang terdiri dari wisatawan lokal maupun mancanegara yang berasal dari 25 kota di Indonesia.

Kepala Dinas Pariwisata DIY mewakili Gubernur DIY Sri Sultan HB X menerima penghargaan ini untuk 3 kategori yakni “Propinsi DIY sebagai Propinsi Terbaik dalam pengembangan pariwisata”. Selain itu juga masih ada penghargaan untuk Kota Yogyakarta dengan kategori “Kota Terfavorit” dan “Kota dengan Pelayanan Terbaik”. Pada tahun 2009 yang lalu, Propinsi DIY juga menerima perhargaan pariwisata sebagai ‘Indonesia Best Destination’. Tidak hanya itu, tahun 2009 Propinsi DIY juga terpilih sebagai tujuan wisata MICE terbaik versi Majalah Venue.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Drs.Tazbir berharap agar penghargaan ini dapat lebih memotivasi masyarakat Yogyakarta dan seluruh stake holder khususnya di bidang pariwisata agar mampu mengembangan pariwisata Jogja ke depannya menjadi lebih baik.**(eyu)

Label: , , , , , , , , , ,

Yogyakarta Annual Clothing Exhibition Bangun Kembali Senyum Jogja

Jogja – Bencana Erupsi Gunung Merapi ikut mengganggu kota kunjungan wisata dan kehidupan industri dan bisnis kreatif yang menjadi tulang punggung Yogyakarta. The Parade 2010 yang bertajuk ‘Knock The Next’ ini merupakan Gerakan Pemulihan Merapi atau Merapi Recovery Movement melalui kegiatan ‘Yogyakarta Annual Clothing Exhibition & Youth Community Gathering’ yang akan membangun kembali senyum kota Jogja. Kegiatan tahunan ini juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam Benchmark Youth Movement Festival yang bakal digelar 17 – 19 Desember 2010 di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta.

‘Yogyakarta Annual Clothing Exhibition & Youth Community Gathering’ yang digelar setiap tahun di Yogyakarta bahkan di level nasional, bersanding dengan urban fest di Ancol Jakarta ini akan diikuti sebanyak 110 clothing label baik dari Yogyakarta maupun Bandung, Jakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Malang dan kota-kota lainnya yang dipastikan akan memenuhi 200 booth pameran dengan partisipasi lebih dari 30 komunitas kreatif yang meliputi BMX, Skateboard, Fixed Gear, Finger Board, Komik, Fotografi, Cosplay, Urban Art, Chiptune, Model Kit, Film, Robot, Aeromodelling, dan Papercraft.

THE PARADE sendiri lahir dari sebuah mimpi untuk membuat Clothing Exhibition dan Youth Creative Community sebagai Festival Tahunan secara mandiri yang “bercitarasa lokal”. Diharapkan ‘Yogyakarta Annual Clothing Exhibition & Youth Community Gathering’ ini dapat menjadikan pengusaha muda sebagai bagian dari industri kreatif Jogja dan anak mudanya harus selalu menjadi yang paling inovatif dan dinamis.**(eyu)

Label: , , , , , , , , , , , , ,

Selasa, 07 Desember 2010

Wisata Merapi Potensial Dikembangkan

Jogja – Seperti halnya erupsi Gunung Merapi 2006 lalu yang akhirnya menjadikan kawasan kali adem menjadi lava tour, kawasan yang terkena dampak dari erupsi Gunung Merapi 2010 ini juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pusat wisata kegunungapian. Sejak erupsi terjadi 26 Oktober 2010, lereng Merapi yang terkena dampak letusan justru menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun asing untuk menyaksikan lebih dekat kondisi lingkungan Merapi.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Drs.Tazbir Abdullah, M.Hum mengatakan kawasan Merapi memang sangat potensial untuk dijadikan tujuan wisata baru di Yogyakarta. Kendati demikian, hal tersebut baru bisa terwujud setelah citra pariwisata Yogyakarta benar-benar pulih termasuk melakukan pembenahan dan merubah tata ruang yang ada di wilayah sekitar lereng Merapi.

"Kawasan lereng merapi ini sangat potensial menjadi tempat wisata dan tidak sedikit wisatawan yang berminat melihat kondisi Merapi dari dekat. Kami berharap pemda perlu membangun sarana pendukung seperti rute jalan bagi wisatawan menuju obyek wisata. Tetapi yang lebih penting untuk saat ini pemda perlu melakukan pemulihan citra DIY pasca bencana agar wisatawan tidak ragu datang ke DIY,” ujarnya Selasa (7/12).

Tazbir berharap, promosi pariwisata berkelanjutan bisa ikut serta meningkatkan kedatangan wisatawan di Yogyakarta, apalagi sejak Bandara Adisucipto dibuka kembali, peningkatan jumlah kedatangan wisatawan di DIY mulai meningkat hingga 10-20 persen. "Setelah citra pariwisata di mata publik pulih, maka potensi wisata volcano ini diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan ke Yogyakarta. Kami masih pikirkan konsepnya," kata Tazbir.

Untuk mewujudkan rencana pengembangan wisata volcano tersebut Dinas Pariwisata DIY akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait sehingga destinasi wisata baru ini dapat terealisasikan pada tahun 2011.**(eyu)

Label: , , , , , , , , ,

Pasang Pathok Sekaten Awal Menjelang PMPS 2010

Jogja – Sebagai simbol menjelang dimulainya Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) Walikota Yogyakarta Herry Zudianto melakukan pemasangan pathok Sekaten Tahun Be 1944 atau 2011 Masehi di Alun-Alun Utara Yogyakarta, Selasa (7/12). Pasar Malam Perayaan Sekatan tahun ini akan dilaksanakan 7 Januari 2011 mendatang.

Sebelum dilakukan pemasangan, digelar Upacara Wilujengan Hageng Pasang Pathok PMPS yang kemudian pathok diarak oleh petugas berseragam tradisional Jawa dan sejumlah prajurit Kraton serta anggota Sholawat Purbo Makutho yang mendendangkan nyanyian Islami Jawa mulai dari Kantor Kecamatan Kraton menuju Alun-Alun Utara Yogyakarta.

Setelah diawali dengan doa, Walikota Yogyakarta Herry Zudianto memasang dan memukulkan palu pada pathok yang ditanam dalam tanah, yang dilanjutkan oleh Wakil Walikota Yogya Haryadi Suyuti, Kapoltabes Yogya Kombes Atang Heradi, Ketua DPRD Kota Yogya Henry Kuncoroyekti, dan Sekda Kota Yogya, Rapingun sementara dari pihak Kraton Yogyakarta diwakilkan oleh GBPH Prabukusumo.

Setelah pasang pathok dilakukan, puluhan masyarakat yang berada di sekitar lokasi langsung menyerbu dan merayah berbagai macam sesaji dan ubo rampe yang menjadi persembahan di titik pemasangan pathok. Tidak butuh waktu lama, nasi tumpeng, sayur-sayuran, bahkan janur maupun padi serta hasil bumi lainnya pun ludes diperebutkan masyarakat.

Wakil Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti usai pemasangan pathok mengatakan tema yang diusung PMPS 2011 adalah harmony ekonomi budaya dan religi yang diharapkan PMPS ini dapat berbicara mengenai aspek budaya, aspek religi dan aspek budaya ekonomi.

“Selain memiliki aspek wisata, PMPS 2010 ini memberikan ruang yang lebih besar kepada usaha mikro kecil dan menengah, dimana dalam PMPS ini UMKM diberikan space khusus sebagai ajang promosi dari Sekaten ini,” katanya.

Ditambahkan Haryadi, dalam PMPS ini panitia juga menggratiskan 18 stand bagi peningkatan ekonomi dengan harapan UMKM bisa berpartisipasi dalam sekaten ini dengan zona yang baik yaitu zona utama dan diharapkan pelaku UMKM dapat disiplin dengan zona tersebut,sehingga pengunjung bisa menyaksikan ini dengan baik,karena keberhasilan sekaten tidak lepas dari banyaknya pengunjung, sementara untuk harga tiket tahun ini tidak mengalami peningkatan.**(eyu)


Label: , , , , ,

Minggu, 05 Desember 2010

Ribuan Orang Ikuti Kenduri Jogja

Jogja – Semangat Yogyakarta dan masyarakatnya untuk bangkit dan berbenah pasca erupsi Gunung Merapi terus ditunjukkan, bahkan kampanye ‘Ayo Ke Yogya’ dan ‘Yogyakarta Aman Untuk Dikunjungi Wisatawan’ terus disuarakan oleh berbagai pihak. Minggu pagi (5/12) ribuan warga Yogyakarta tumpah ruah dan berkumpul di kawasan Titik Nol Yogyakarta menggelar kampanye Jogja Aman dalam Kenduri Jogja untuk mengangkat kembali citra pariwisata Yogyakarta.

Satu tumpeng besar setinggi sekitar setengah meter sebagai tumpeng utama Kenduri Jogja dikawal bregodo atau Pasukan Mantrijeron, Keraton Yogyakarta, menuju titik Nol kilometer. Sementara berbagai instansi Pemerintah Kota Yogyakarta dan swasta membawa tumpeng-tumpeng yang lebih kecil.

Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X membuka Kenduri Jogja dengan memotong tumpeng dan membagikannya kepada Walikota Yogyakarta Herry Zudianto dan para insan pariwisata. Seluruh warga yang hadir pun kemudian menyerbu ratusan tumpeng yang sudah disediakan.

Dalam sambutannya, Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto mengajak seluruh elemen tanah air dan dunia untuk kembali mengunjungi Yogyakarta. "Kini saatnya kita bangkit dari keterpurukan. Mari kita tunjukkan bahwa Kota Yogya layak untuk dikunjungi, kota yang nyaman dan aman bagi kita semua," tandasnya.

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X yang datang bersama seluruh anggota keluarganya menyampaikan hal yang sama bahwa Yogyakarta sudah aman dari ancaman bencana, dan layak untuk dikunjungi kembali.

Kenduri Jogja yang diharapkan dapat menjadi sarana berkampanye Jogja Aman ini terlihat nyaman dengan penuh keakraban dan kebersamaan masyarakat Yogyakarta apalagi semua elemen masyarakat ikut serta dalam kegiatan ini, tidak kecuali pengemudi taksi, pengemudi becak, pedagang kaki lima dan berbagai komunitas lain yang datang dengan mengenakan blangkon secara sederhana.**(eyu)


Label: , , , , , , ,

Kirab Jodhang Warnai Merti Dusun Srungo

Bantul – Sudah menjadi tradisi setiap tahunnya menjelang bulan Sura, sebanyak 20 jodhang diarak keliling menyemarakkan merti dusun yang di gelar dua pedukuhan Srungo I serta Srunggo II, Desa Selopamioro, Imigiri, Bantul. Kirab Merti Dusun yang digelar Minggu (5/12) ini menjadi kirab tahunan yang menyita perhatian ribuan warga dan pengunjung Objek Wisata Gua Cerme yang sekaligus dijadikan lokasi menggelar kenduri massal.

Merti dusun yang dilepas Camat Imogiri Drs Abani, ini juga diwarnai dengan tradisi rayahan daging ingkung oleh warga dan pengunjung gua. Ketua panitia merti dusun Drs Ponijo mengatakan, tradisi merti dusun ini merupakan upacara adat yang dikemas dalam bentuk kirab budaya yang digelar setiap Minggu Pahing bulan Besar atau Sura. “Entah sejak kapan kirab ini ada, yang pasti kami warga di sini hanya mewarisi tradisi para pendahulu kita, untuk jhodang dirintis 20 tahun lalu hingga saat ini,” kata Ponijo.

Prosesi kirab jhodang dimulai dari halaman Masjid Nurul Iman Srunggo I dengan menggelar upacara yang kemudian puluhan jhodang dinaikkan kendaraan menuju pelataran Gua Cerme yang berjarak sekitar 500 meter. Puluhan jhodang ini berisi hasil pertanian warga setempat. Merti dusun yang digelar setiap tahun ini merupakan bentuk syukur warga setelah diberi kemudahan dalam bertani selama setahun.

Upacara adat ini berangkat dari legenda sejak zaman Hindia Belanda dulu. Konon, Baginda Raja Harnaya Rendra dari Kerajaan Giringlaya, sedang sedih karena musibah yang menimpa rakyat Nusantara. Gejolak alam yang maha dahsyat telah menimbulkan wabah penyakit, kekeringan, kelaparan di seluruh negeri. Tahun 387 Saka, atas nasehat punggawa, maka beliau meminta pertolongan pada Resi Hadidari dari Desa Ngandong Dadapan. Resi ini kemudian menyarankan agar seluruh penduduk desa membersihkan segala sesuatu dengan teliti pada awal tahun. Setelah itu, keadaan negeri menjadi membaik.**(eyu)


Label: , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Sabtu, 04 Desember 2010

Pameran Potensi Kepariwisataan di Pantai Kukup Gunungkidul

Gunung Kidul – Sebagai upaya untuk mempromosikan dan mengenalkan wisata yang ada di Gunung Kidul, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta Indonesia, di akhir tahun 2010 ini akan mengadakan Pameran Potensi Kepariwisataan beserta produk-produk cinderamata maupun cinderarasa dan berbagai produk dari instansi pemerintah/swasta.

Kegiatan Pameran Potensi Kepariwisataan ini sangat menarik, mengingat event ini bersamaaan dengan Upacara Sedekah Laut yang selalu diadakan oleh masyarakat pesisir pantai selatan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat, karunia, dan keselamatan selama masyarakat mencari nafkah di kawasan pesisir pantai maupun sebagai seorang nelayan yang mencari ikan dilaut.

Pameran Potensi Kepariwisataan yang akan dilaksanakan 4-7 Desember 2010 di Pendopo Pantai Kukup ini akan dimeriahkan dengan hiburan Seni Tradisional Tayub, Seni Tradisional Kethek Ogleng, dan Seni Tradisional Jelantur. Selain kesenian daerah, pameran yang baru kali pertama akan digelar di Pantai Kukup ini juga akan diisi oleh stand Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunung Kidul, stand PHRI Gunungkidul, Pengelola Obyek Wisata, Pengrajin yang ada di Gunungkidul dan Produk-produk yang ada di Kabupaten Gunung Kidul. **(eyu)

Label: , , , , , , ,

IKPMD Indonesia Yogyakarta Gelar Seni Pemuda Nusantara

Jogja - Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan atau lebih dikenal sebagai kota pelajar selalu menjadi tempat tujuan utama menuntut ilmu bagi generasi muda dari berbagai daerah di Indonesia. Disamping pendidikan, pariwisata juga menjadi lokomotif Yogyakarta untuk menarik pengunjung dari luar kota bahkan berdomisili di kota ini. Selain itu, Yogyakarta merupakan Indonesia mini yang mencerminkan kehidupan masyarakat dari berbagai daerah suku bangsa dengan karakteristik budaya masing-masing daerah berbaur dengan budaya lokal.

Dengan latarbelakang budaya dan kearifan lokal yang menjadikan Yogyakarta kondusif untuk di kunjungi dan tempat domisili, Pemerintah Kota Yogyakarta dan DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Yogyakarta yang di dukung Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Daerah (IKPMD ) Indonesia di Yogyakarta, menyelenggarakan Gelar Seni Pemuda Nusantara dan Deklarasi Gerakan Jogjaku Jogja Kita Aman dan Nyaman.

Kegiatan Gelar Seni Pemuda Nusantara dan Deklarasi Gerakan Jogjaku Jogja Kita Aman dan Nyaman ini diadakan 4 Desember 2010 mulai pukul 19.00 Wib di Pelataran Monumen SO 1 Maret 1949 Yogyakarta. Gelar Seni Pemuda Nusantara ini akan diisi berbagai kesenian daerah se-nusantara dan juga persembahan musik dari KNPI Kota Yogyakarta. Kesenian yang akan ditampilkan antara lain adalah kesenian daerah dari Sulawesi Barat, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Kepulauan Riau, Yogyakarta, dan Papua.

Menurut Kepala Kesatuan Bangsa (Kesbang) Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sentono, Gelar Seni Pemuda Nusantara dan Deklarasi Gerakan Jogjaku Jogja Kita Aman dan Nyaman ini digelar sebagai upaya mengembalikan citra Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan pariwisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi, dan menumbuhkan gerakan Yogyakarta aman dan nyaman serta memberikan ruang aktualisasi pemuda sebagai wujud kecintaan pemuda.

“Erupsi gunung Merapi yang menyebabkan ratusan orang meninggal dan ribuan orang mengungsi serta kehilangan tempat tinggal, memberi dampak bagi menurunnya citra Yogyakarta menjadi kota tidak aman dan nyaman sehingga kunjungan ke Yogyakarta menjadi terganggu. Kegiatan seni pemuda nusantara inilah yang menjadi salah satu upaya kita semua, Pemkot dan DPD KNPI serta IKPMD Indonesia Yogyakarta untuk mengembalikan citra Kota Yogyakarta sebagai Kota Aman Nyaman untuk dikunjungi,” katanya di Balaikota Yogyakarta, Kamis (2/12).

Dikatakan Yunianto, kegiatan gelar seni pemuda nusantara ini juga diharapkan dapat menjalin dan menguatkan ikatan kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan serta meningkatnya persatuan dan kesatuan sesama pemuda Indonesia yang tumbuh dan hidup serta cinta pada Yogyakarta.**(eyu)

Label: , , , , , ,

Kamis, 02 Desember 2010

Kampanye Ayo Ke Yogya di Lesehan Malioboro

Jogja – Sebagai bentuk upaya mengembalikan citra pariwisata dan menarik kembali kunjungan wisatawan untuk datang ke Yogyakarta, Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) bersama Pemerintah Kota Yogyakarta dan insan pariwisata serta insan media massa yang ada di DIY, mengkampanyekan 'Ayo Datang Ke Yogya' di lesehan Malioboro Yogyakarta, Rabu (1/12) malam.

Dalam suasana kehangatan lesehan Malioboro, Walikota Yogyakarra, Herry Zudianto mengatakan Kota Yogyakarta selalu menjadi tujuan wisatawan domestik dan mancanegara, hal ini dibuktikan dengan penghargaan yang diperoleh Kota Yogyakarta sebagai Kota Terbaik Pelayanan dan Kota Favorit nomor empat besar di Indonesia. "Jogja juga masih menyandang predikat Kota Pariwisata yang menduduki peringkat nomor dua setelah Bali. Predikat ini yang harus kita jaga dan kita berupaya menarik kembali kunjungan wisatawan untuk datang ke Jogja," ujarnya.

Dikatakan Herry, berbagai penghargaan yang diterima kota Jogja membuktikan bahwa Yogyakarta hingga saat ini dan akan selalu menjadi ikon pariwisata tanah air. “Kota Yogya bukan kota malapetaka, ayo kita kampanyekan bahwa Jogja aman untuk dikunjungi,” tegasnya.

Ketua BP2KY Deddy Pranowo Eriyono menyatakan pihaknya ingin memajukan pariwisata Yogyakarta dan DIY, namun tetap membutuhkan peran dari media untuk mencitrakan kota Jogja yang berhati nyaman. “Kami juga butuh peran pers dan media dalam pemberitaan. Dengan pemberitaan yang baik tentunya juga turut mengundang wisatawan untuk berkunjung ke Jogja. Slogan 'Ayo Datang ke Jogja' inilah yang harus kita kampanyekan,” ujarnya.

Sementara Wakil Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan keadaan Yogyakarta saat ini biasa-biasa saja dan tidak seperti yang diberitakan meskipun dua hari lalu terjadi banjir lahar dingin di bantaran Sungai Code, namun tidak mempengaruhi aktivitas masyarakat pada umumnya. "Yogyakarta biasa-biasa saja tidak mencekam seperti dalam pemberitaan yang terlalu dilebih-lebihkan," katanya.

Ditambahkan, dalam situasi bencana erupsi Merapi sampai saat ini semuanya masih beroperasi, dan hal ini mendorong semua pihak agar dapat lebih mengkampanyekan dan menguatkan kembali citra pariwisata Yogyakarta.**(eyu)

Label: , , , , , ,