Festival Malioboro 2010 Mengembalikan Ruh Malioboro
Untuk mengangkat citra Kota Yogyakarta sekaligus mengembalikan ruh Malioboro, Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Festival Malioboro 31 Juli – 1 Agustus 2010. Kegiatan Festival Malioboro ini diikuti 10 propinsi di Indonesia ini yang dimulai Sabtu sore (31/7) dengan Kirab Budaya dan Pawai kesenian dari berbagai daerah yang start dari Taman Parkir Abu Bakar Ali Yogyakarta menuju Benteng Vredeburg. Selain kirab budaya dan kesenian dari masing-masing daerah di DIY, kegiatan ini juga diisi food bazaar, pentas seni, lomba foto serta lomba kebersihan pedagang kaki lima. Kirab Budaya dan Pawai Kesenian ini mewarnai kawasan malioboro yang dipadati masyarakat . Event yang sudah kali kedua ini melibatkan perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah yang ada di Yogyakarta, yang juga didukung para seniman.
Kasi Promosi Dinas Pariwisata Propinsi DIY, Dra.Putu Kertiyasa mengatakan pihaknya berusaha melakukan sesuatu yang berbasis budaya sebagai pengkayaan Jogja sebagai kota wisata melalui pertunjukan seni dan budaya serta atraksi kesenian dari masing-masing kabupaten di DIY. Festival Malioboro ini sengaja diangkat layaknya street art lainnya, namun kawasan Malioboro-lah yang menjadi panggung kesenian sehingga diharapkan dapat menarik wisatawan untuk menyaksikan berbagai macam kesenian dari DIY.
“Malioboro integrated menjadi panggung bersama, panggung terpanjang. Malioboro merupakan pusat pertumbuhan, sehingga tidak hanya berbelanja tapi juga menyaksikan pertunjukkan seni dan budaya,” jelasnya.
Festival Malioboro ini berbeda dibandingkan festival budaya lainnya yang diselenggarakan di kawasan malioboro sehingga event tahunan ini memiliki kekhasan yang setidaknya mampu melibatkan daerah lain seperti komunitas pelajar dari daerah lain**(eyu)
Label: festival malioboro, jogja, kirab budaya, seni
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda