Senin, 02 Agustus 2010

Sekartaji Ayuwangi Sang Penari Ramal

Jogja – Banyak peramal yang melakukan kegiatan meramalnya tanpa disertai unsur seni, tapi tidak bagi Arta. Peramal muda ini justru meramal sambil menari hingga dia menyebutnya sebagai ramal tari. Pemilik nama lengkap Sekartaji Ayuwangi ini memulai karir meramalnya sejak 7 tahun yang lalu dan menekuni secara professional sejak tahun 2007 di Yogyakarta. Bagi Arta – panggilan akrabnya –ramal tari yang ia ciptakan adalah ramal yang dikolaborasikan dengan tarian yang hanya ada di Indonesia, bahkan di dunia belum ada yang melakukan ini. Menurut gadis kelahiran 1 Juli 1984 ini meramal adalah belajar mengetahui dan memahami proses kehidupan seseorang hingga akhirnya ia menciptakan tari ramal sesuai apa yang ia rasakan dalam perjalanan hidupnya.

“Ide ramal tari ini muncul dari sebuah proses perjalanan hidup saya sebagai penari dan peramal. Apa yang saya lakukan adalah mengambil energi seseorang dari alam bawah sadar dengan gerakan yang sesuai dengan apa yang saya rasakan,” kata mahasiswi D3 Fakultas Hukum UGM ini.

Kebiasaan Meramal dilakukan Arta sejak ia berusia 16 tahun, saat dirinya duduk di bangku SMA di SMA Muhi Yogyakarta. Saat SMA ia sering mengalami trance atau hal-hal yang aneh yang terjadi pada dirinya seperti kerasukan. Anak tunggal dari pasangan Tri Samekto dan Hayati ini bahkan sempat dibawa ke psikiater untuk penyembuhan atas hal-hal aneh yang ia alami ini. Setelah menjalani puasa akhirnya Arta mengetahui tentang kelebihan yang ia miliki hingga akhirnya ia menekuni dunia meramal.

Dalam performance ramal tari yang digelar di Cups Café Jl.Gayam Yogyakarta, Minggu malam (1/8), Arta yang mengenakan long dress bunga-bunga dengan tato bunga mawar di pipinya langsung nembang dengan iringan biola dan mencari seorang penonton perempuan untuk diramal di atas panggung yang berukuran 1x1 meter. Dengan menari, Arta mencoba mengambil energi yang dimiliki seorang penonton yang menengadahkan kedua tangannya untuk diramal. Dalam waktu lima menit Arta sudah berhasil melihat masa depan ataupun peruntungan seorang penonton. Arta kembali mencari seorang penonton laki-laki untuk diramal.

“Sempat takut juga ketika diajak ke atas panggung,soalnya ini baru pertama kali saya diramal. Mbak Arta melihat kalau umur saya akan panjang, dan sebetulnya saya punya energi yang besar namun tidak dimanfaatkan secara maksimal.Ya,senang saja rasanya diramal semoga ini bisa membuat saya lebih mawas diri,” kata Antok seorang penonton yang diramal.

Meski hanya menggelar performance berdurasi 10 menit namun Arta mampu mempertontonkan aksi yang menarik dan baru kali pertama meramal sambil menari. Tepuk tangan penonton pun mampu memberikan semangat atas apa yang ditampilkan gadis yang tinggal di Jogja Utara ini. Arta berharap apa yang ia lakukan ini bisa membangkitkan energinya apalagi banyak peramal yang melupakan seni, makanya salah satu performance yang menarik adalah ramal tari.**(eyu)

Label: , , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda