Rabu, 12 Januari 2011

Tunjukkan Kecintaan Akan Yogya Lewat Wayang

Jogja – Banyak cara yang bisa ditunjukkan warga Yogyakarta dalam menunjukkan kecintaannya terhadap kota kelahirannya, salah satunya adalah kreativitas memainkan wayang. Warga Yogyakarta yang menunjukkan kecintaannya terhadap kotanya adalah Ki ‘Benyek’ Catur Kuncoro seorang dalang yang ingin menunjukkan keistimewaan Yogyakarta melalui wayang.

Ki ‘Benyek’ Catur Kuncoro tetap menyebutnya Wayang Revolusi, wayang yang mengambil cerita jaman masa perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Pada jaman dahulu, wayang revolusi ini menjadi media untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya hidup terbebas dari penjajahan. Wayang Revolusi yang sangat jarang dimainkan di masyarakat luas, kini mulai diperkenalkan kembali oleh dalang kelahiran Bantul, 3 Maret 1975 ini.

Ditemui saat pertunjukkan Wayang Revolusi dengan lakon “Yogya Memang Istimewa” di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Selasa (11/1), Ki ‘Benyek’ Catur Kuncoro mengatakan wayang revolusi awalnya dibuat oleh RM Sayid, dari Pura Mangkunegaran Surakarta saat Konggres Pemuda di Madiun pada 1946. Saat itu para aktivis kemerdekaan sepakat untuk menggunakan wayang sebagai media penyuluhan kepada masyarakat. Wayang-wayang yang terbuat dari kertas ini kemudian digambari tokoh-tokoh kemerdekaan RI seperti Bung Karno dan Bung Hatta.

“Dalam cerita wayang revolusi ini, sangat terlihat betapa peran Yogyakarta pada masa mempertahankan kemerdekaan begitu penting sekali. Kini wayang revolusi ini menjadi penting ketika diperkenalkan kembali ke masyarakat, apalagi saat ini sedang ramai membicarakan tentang keistimewaan Yogyakarta. Ini alasan saya mengapa wayang revolusi ini saya mainkan kembali,” kata dalang yang pernah sekolah di SMKI Yogyakarta jurusan pedhalangan ini.

Dikatakan Ki Benyek, jasa Sultan HB IX begitu besar terhadap perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI. Pada masa peralihan ibukota RI ke Yogyakarta, HB IX menghibahkan dana yang tidak sedikit untuk kelangsungan roda perjuangan RI. “Bayangkan, jika tanpa peran HB IX, kita tidak tahu apakah nasib Indonesia masih ada sampai sekarang? Wayang ini menjadi penyampai pesan yang efektif akan informasi sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI, sehingga alur sejarah yang benar bisa dipahami dengan lurus, agar orang tidak seenaknya mengusik keistimewaan Yogyakarta,” ujar warga Kadipiro, Kasihan, Bantul ini. **(eyu)



Label: , , , , , , , , , , ,

Selasa, 04 Januari 2011

Sultan HB X Kukuhkan Yogyakarta Kota Republik

Raja Kraton Yogyakarta yang juga merupakan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, mengukuhkan Yogyakarta sebagai Kota Republik, Selasa (4/1). Pengukuhan tersebut berlangsung dalam rangkaian napak tilas kirab budaya yang digelar di Pagelaran Keraton Yogyakarta dan disaksikan oleh ratusan warga Yogyakarta, Selasa (4/1).

Saat pengukuhan, Sultan yang didampingi oleh walikota dan bupati se-DIY menyampaikan, dirinya akan segera menerbitkan Surat Keputusan (SK) untuk menjadikan tanggal 4 Januari sebagai hari Yogyakarta Kota Republik. SK ini sekaligus menghimbau kepada warga Yogyakarta untuk dapat ikut serta memperingati peristiwa sejarah tersebut di setiap tahunnya.

"Marilah kita nyengkuyung bersama pada 4 Januari sebagai kekuatan bersama untuk membangun kebersamaan di dalam kita memberikan kontribusi bagi masa depan Yogyakarta sebagai bagian dari negara republik Indonesia," kata Sultan.

Sementara itu, ketua panitia kirab budaya dan pengukuhan Yogyakarta Kota Republik, Widhihasto mengungkapkan, gelaran kegiatan yang dilaksanakan saat ini pada dasarnya memiliki tiga dimensi utama, diantaranya Yogyakarta selalu memiliki cara-cara yang istimewa dalam mengartikulasi sikap politiknya.

“Kirab budaya menjadi alat komunikasi yang efektif untuk mengkonsolidir kekuatan potensi masyarakat Yogyakarta dalam upaya menjaga nilai patriotisme, nasionalisme serta rasa cinta tanah air," ungkapnya.

Dimensi kedua, lanjutnya, yakni gerakan ini merupakan peneguhan sikap politik bersama masyarakat Yogyakarta dengan segala ciri keistimewaan yang melekat didalamnya sampai kapanpun. Sebagaimana semangat yang tercantum dalam amanat 5 September 1945 akan tetap berdiri di belakang NKRI.

"Dimensi ketiga, Yogyakarta Kota Republik adalah harapan bahwa Yogyakarta harus menjadi wilayah yang berorientasi pada kepentingan umum yang sejatinya inhem dengan konsepsi tahta untuk rakyat. Yogyakarta harus memantapkan diri sebagai kota yang terbuka untuk aneka suku bangsa dimana modernitas bisa berdampingan dengan nilai-nilai tradisi," tuturnya.

Acara kirab budaya dan pengukuhan Yogyakarta sebagai kota republik ini diawali dengan arak-arakan kesenian yang dilakukan oleh warga Yogyakarta dari stasiun Tugu Yogyakarta menuju Pagelaran Keraton. Selanjutnya sebelum dilakukan pengukuhan terlebih dahulu diawali dengan pagelaran wayang revolusi oleh dalang Catur Benyek Kuncoro dengan lakon 'Hijrahnya Ibukota ke Yogyakarta'. (sumber : krjogja.com)

Label: , , , , , ,

Senin, 13 Desember 2010

TBY Gelar Festival Kethoprak Se-DIY

Jogja - Ketoprak Mataram merupakan salah satu bentuk kesenian tradisi yang masuk dalam kategori teater tradisi yang mempunyai kedekatan dengan masyarakat pendukungnya. Mataram adalah sebutan sebuah kota kerajaan yang ada di Yogyakarta, yang di dalamnya hidup berbagai macam bentuk kesenian salah satunya adalah ketoprak.

Sebagai bentuk pelestarian terhadap ketoprak, sekaligus mengangkat ikon seni budaya Yogyakarta yang mencitrakan diri sebagai seni budaya Mataram,Taman Budaya Yogyakarta (TBY) bekerjasama dengan kabupaten dan kota Yogyakarta akan menggelar Festival Ketoprak Mataram antar kabupaten/kota se-DIY, 17-19 Desember 2010 di Gedung Sositet Militer Kompleks Taman Budaya Yogyakarta, Jl Sriwedani No 1 Yogyakarta.

Menurut Ketua Panitia Festival Ketoprak 2010, Wasdiyanta, ketoprak mataram merupakan kesenian tradisi yang sangat konsisten di dalam mempertahankan nilai-nilai tradisi yang menyangkut tata nilai, norma, etika dan estetika yang merupakan roh kehidupan masyarakat. Di samping itu juga adat istiadat, bahasa, dan kejiwaan masyarakat Yogyakarta yang masih memegang teguh terhadap adat ketimuran. Adapun unsur seni tradisi yang tidak bisa terlepas dari perkembangan ketoprak Mataram diantaranya : Ontowecono, unggah-ungguh, tembang, keprak dan iringan.

Festival Ketoprak se-DIY ini akan diikuti 5 Kontingen dari kabupaten dan kota di Yogyakarta. Berikut ini adalah jadwal pementasan ketorak dalam Festival Ketoprak 2010. Kontingen Kota Yogyakarta akan mengawali pementasan pada 17 Desember 2010 yang mengambil judul “Barat Katiup Angin”, naskah ditulis RM. Altiyanto Henryawan. Di hari yang sama Kontingen Kabupaten Gunung Kidul akan membawakan judul “Pathi Kasaput Pedhut”, naskah oleh Angger S.U. Pada tanggal 18 Desember 2010, naskah berjudul “Putri Boyongan “ karya Heru Santoso akan dibawakan oleh Kontingen Kabupaten Bantul dan “Geger Karangsambong” naskah karya Djarwo SP akan dibawakan Kontingen Kabupaten Sleman. Sementara 19 Desember 2010, Kabupaten Kulon Progo akan menutup Festival Ketoprak 2010 ini dengan naskah “Baru klinthing” yang ditulis Benectus Sukardi.**(eyu)


Label: , , , , , , , ,

Minggu, 12 Desember 2010

Pasca Erupsi Merapi, Wisata Kaliurang Menggeliat

Sleman – Satu bulan pasca erupsi Gunung Merapi, kawasan obyek wisata Kaliurang mulai berbenah bahkan masyarakat pun antusias untuk berkunjung ke kawasan hutan wisata yang kini kondisinya sudah nyaris gundul karena terkena semburan awan panas.

Banyaknya kunjungan masyarakat maupun wisatawan domestik dari luar Yogyakarta ke kawasan Kaliurang ini semakin membuktikan bahwa Yogyakarta tetap aman dan layak untuk dikunjungi. Meski kondisi Kaliurang belum sepenuhnya pulih namun salah satu obyek wisata unggulan kabupaten Sleman ini sudah dibuka sejak satu minggu terakhir. Ramainya pengunjung yang datang ke kawasan ini mulai terlihat sejak pintu masuk TPR. Di pintu TPR ini secara resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman memang belum memberlakukan retribusi, namun sejak seminggu lalu Forum Masyarakat Kaliurang melakukan Penggalangan Dana Sukarela Untuk Recovery Kawasan Kaliurang.

Salah seorang pemuda yang tergabung dalam Forum Masyarakat Kaliurang, Boim mengatakan aksi penggalangan dana sukarela ini memang dilakukan untuk program pemulihan kawasan Kaliurang. Program penggalangan dana ini menurut rencana dilakukan selama dua minggu dan dari hasil penggalangan dana ini akan digunakan untuk pengadaan air bersih dan kebutuhan lainnya bagi obyek wisata Kaliurang. Boim mengatakan, meski pengunjung yang datang cukup ramai namun kondisi yang lebih ramai terjadi di kawasan Lava Tour Kali Adem.

“Kebutuhan yang paling utama adalah pengadaan air bersih, karena disini (kaliurang, red) air bersih sudah tidak ada sejak merapi erupsi. Untuk penggalangan dana kami melakukan ini dengan sukarela tidak memaksa pengunjung, karena pada dasarnya ini penggalangan dana untuk pemulihan kaliurang. Kalau untuk pengunjung, sejak seminggu terakhir memang cukup banyak dan masih di dominasi masyarakat dari Yogyakarta,” katanya kepada jogjatrip.com di pintu TPR, Minggu (12/12).

Berdasarkan pantauan jogjanewsgallery, kawasan Kaliurang memang sudah banyak dipenuhi masyarakat yang ingin menyaksikan lebih dekat kondisi Kaliurang khususnya hutan wisata yang hangus terkena semburan awan panas. Meski jalan menuju kawasan Tlogo Putri rusak parah, namun masyarakat antusias. Sejumlah warung makan pun sudah mulai berbenah membuka dagangannya, bahkan makanan khas Kaliurang seperti jadah tempe pun masih jadi jujugan pengunjung. Di sisi Tlogo Putri, sejumlah warga nampak saling bergotong royong mengambil air dari tangki air bersih untuk dibawa kembali ke tempat-tempat yang memerlukan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sementara warga sekitar yang dibantu pemuda dari sejumlah komunitas yang datang, terlihat sibuk membersihkan warung-warung dari timbunan pasir. “Sudah seminggu ini mas, saya dan teman-teman disini bersih-bersih warung. Ini saja masih banyak pasirnya. Warung memang banyak yang buka, karena sepertinya sudah banyak yang datang (pengunjung,red), lumayan buat pemasukan,” kata Suwarni salah satu pemilik warung makan.

Yang menarik adalah pengunjung bisa bermain bersama kera-kera yang turun hingga area yang sebelumnya digunakan sebagai tempat parkir kendaraan roda dua. Selain itu pengunjung juga bisa mengoleksi foto-foto merapi saat erupsi yang dijual oleh sejumlah pemuda di sekitar kawasan Tlogo Putri. Meski kawasan Kaliurang ini masih belum sepenuhnya pulih, namun diharapkan dengan banyaknya kunjungan ini pariwisata Kaliurang khususnya, perlahan bisa bangkit sambil menata kehidupan yang lebih baru bagi pelaku wisata yang ada di kawasan ini.**(eyu)

Label: , , , , , , , ,

Sabtu, 11 Desember 2010

Jogja Raih Penghargaan Indonesia Tourism Award 2010

Jogja – Meski baru saja dirundung musibah erupsi Gunung Merapi dan banjir lahar dingin, namun propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meraih penghargaan dalam Indonesia Tourism Award 2010. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Sapta Nirwandar, Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar RI kepada Gubernur DIY yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata Propinsi DIY, Drs Tazbir Abdullah di Jakarta beberapa hari lalu. Penghargaan ini diberikan berdasarkan hasil survey majalah SWA terhadap 1600 responden yang terdiri dari wisatawan lokal maupun mancanegara yang berasal dari 25 kota di Indonesia.

Kepala Dinas Pariwisata DIY mewakili Gubernur DIY Sri Sultan HB X menerima penghargaan ini untuk 3 kategori yakni “Propinsi DIY sebagai Propinsi Terbaik dalam pengembangan pariwisata”. Selain itu juga masih ada penghargaan untuk Kota Yogyakarta dengan kategori “Kota Terfavorit” dan “Kota dengan Pelayanan Terbaik”. Pada tahun 2009 yang lalu, Propinsi DIY juga menerima perhargaan pariwisata sebagai ‘Indonesia Best Destination’. Tidak hanya itu, tahun 2009 Propinsi DIY juga terpilih sebagai tujuan wisata MICE terbaik versi Majalah Venue.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Drs.Tazbir berharap agar penghargaan ini dapat lebih memotivasi masyarakat Yogyakarta dan seluruh stake holder khususnya di bidang pariwisata agar mampu mengembangan pariwisata Jogja ke depannya menjadi lebih baik.**(eyu)

Label: , , , , , , , , , ,

Yogyakarta Annual Clothing Exhibition Bangun Kembali Senyum Jogja

Jogja – Bencana Erupsi Gunung Merapi ikut mengganggu kota kunjungan wisata dan kehidupan industri dan bisnis kreatif yang menjadi tulang punggung Yogyakarta. The Parade 2010 yang bertajuk ‘Knock The Next’ ini merupakan Gerakan Pemulihan Merapi atau Merapi Recovery Movement melalui kegiatan ‘Yogyakarta Annual Clothing Exhibition & Youth Community Gathering’ yang akan membangun kembali senyum kota Jogja. Kegiatan tahunan ini juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam Benchmark Youth Movement Festival yang bakal digelar 17 – 19 Desember 2010 di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta.

‘Yogyakarta Annual Clothing Exhibition & Youth Community Gathering’ yang digelar setiap tahun di Yogyakarta bahkan di level nasional, bersanding dengan urban fest di Ancol Jakarta ini akan diikuti sebanyak 110 clothing label baik dari Yogyakarta maupun Bandung, Jakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Malang dan kota-kota lainnya yang dipastikan akan memenuhi 200 booth pameran dengan partisipasi lebih dari 30 komunitas kreatif yang meliputi BMX, Skateboard, Fixed Gear, Finger Board, Komik, Fotografi, Cosplay, Urban Art, Chiptune, Model Kit, Film, Robot, Aeromodelling, dan Papercraft.

THE PARADE sendiri lahir dari sebuah mimpi untuk membuat Clothing Exhibition dan Youth Creative Community sebagai Festival Tahunan secara mandiri yang “bercitarasa lokal”. Diharapkan ‘Yogyakarta Annual Clothing Exhibition & Youth Community Gathering’ ini dapat menjadikan pengusaha muda sebagai bagian dari industri kreatif Jogja dan anak mudanya harus selalu menjadi yang paling inovatif dan dinamis.**(eyu)

Label: , , , , , , , , , , , , ,

Selasa, 07 Desember 2010

Wisata Merapi Potensial Dikembangkan

Jogja – Seperti halnya erupsi Gunung Merapi 2006 lalu yang akhirnya menjadikan kawasan kali adem menjadi lava tour, kawasan yang terkena dampak dari erupsi Gunung Merapi 2010 ini juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pusat wisata kegunungapian. Sejak erupsi terjadi 26 Oktober 2010, lereng Merapi yang terkena dampak letusan justru menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun asing untuk menyaksikan lebih dekat kondisi lingkungan Merapi.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Drs.Tazbir Abdullah, M.Hum mengatakan kawasan Merapi memang sangat potensial untuk dijadikan tujuan wisata baru di Yogyakarta. Kendati demikian, hal tersebut baru bisa terwujud setelah citra pariwisata Yogyakarta benar-benar pulih termasuk melakukan pembenahan dan merubah tata ruang yang ada di wilayah sekitar lereng Merapi.

"Kawasan lereng merapi ini sangat potensial menjadi tempat wisata dan tidak sedikit wisatawan yang berminat melihat kondisi Merapi dari dekat. Kami berharap pemda perlu membangun sarana pendukung seperti rute jalan bagi wisatawan menuju obyek wisata. Tetapi yang lebih penting untuk saat ini pemda perlu melakukan pemulihan citra DIY pasca bencana agar wisatawan tidak ragu datang ke DIY,” ujarnya Selasa (7/12).

Tazbir berharap, promosi pariwisata berkelanjutan bisa ikut serta meningkatkan kedatangan wisatawan di Yogyakarta, apalagi sejak Bandara Adisucipto dibuka kembali, peningkatan jumlah kedatangan wisatawan di DIY mulai meningkat hingga 10-20 persen. "Setelah citra pariwisata di mata publik pulih, maka potensi wisata volcano ini diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan ke Yogyakarta. Kami masih pikirkan konsepnya," kata Tazbir.

Untuk mewujudkan rencana pengembangan wisata volcano tersebut Dinas Pariwisata DIY akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait sehingga destinasi wisata baru ini dapat terealisasikan pada tahun 2011.**(eyu)

Label: , , , , , , , , ,